Sapta Usaha Tani



BAB I
PENDAHULUAN
1  Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang berdampak langsung pada peningkatan pendapatan perkapita penduduk telah menyebabkan meningkatnya permintaan dan konsumsi daging, termasuk daging sapi. Hal ini tampak jelas dari pertumbuhan jumlah sapi yang dipotong maupun daging sapi yang dikonsumsi secara nasional beberapa tahun terakhir.
Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 200 juta jiwa. Menurut Dirjen Bina Produksi Peternakan ternyata setiap orang Indonesia baru mampu mengkonsumsi daging sapi sekitar 1,7 juta kg/orang/tahun, maka untuk memenuhi daging sapi tersebut diperlukan 1,5 juta ekor sapi lokal untuk menghasilkan daging sebanyak 350.000 ton ditambah dengan impor sapi dari Australia sebanyak 350.000 ekor yang menghasilkan 30.000 ton daging.
.  Pasokan  daging  sapi  dalam  negeri  untuk kebutuhan  konsumsi  baru  mencapai  sekitar  60  %  dan  pasokan susu  dalam  negeri  baru  mampu  menyediakan  20  %.  Hal  ini disebabkan  oleh  kurangnya  populasi  sapi  potong  dan  sapi  perah yang  tersedia sebagai bibit.
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas daging sapi potong di dalam Negeri, baik yang berasal dari sapi potong impor maupun sapi potong lokal, telah banyak berkembang akhir-akhir ini berbagai usaha penggemukan sapi potong yang dilakukan oleh para feedlotters ataupun para peternak kecil di Indonesia. Bagi peternak kecil, yang kebanyakan adalah petani di desa-desa, usaha penggemukan sapi ini merupakan alternatif yang bisa di lakukan untuk menambah pendapatan keluarga. Dengan penggemukan selama 2 sampai 6 bulan, akan dapat di peroleh hasil berupa nilai tambah berat badan sapi potong dengan kualitas dagingnya yang lebih baik







BAB II PEMBAHASAN
1.      PEMILIHAN BIBIT
Dalam menentukan pemilihan bibit sapi potong yang baik perlunya diperlukan beberapa hal, antara lain :
1.    Bangsa dan Sifat Genetik
Setiap  peternak  yang  akan  memelihara, membesarkan  ternak  untuk  dijadikan calon bibit pertama-tama harus memilih bangsa sapi yang paling disukai atau telah popular, baik jenis import maupun lokal. Kita telah mengetahui bahwa setiap bangsa sapi memiliki sifat genetik yang berbeda satu dengan yang lain, baik mengenai  daging  ataupun  kemampuan  dalam beradaptasi  terhadap  lingkungan sekitarnya dalam hal  beradaptasi  dengan lingkungan ini antara lain penyesuaian iklim dan  pakan,  berpangkal  dari  sifat  genetik  suatu  bangsa  sapi  yang  bisa diwariskan kepada keturunannya,  maka bangsa  sapi  tertentu harus  dipilih oleh setiap peternak sesuai dengan tujuan dan kondisi setempat, pemilihan ini memang cukup beralasan sebab peternak tidak akan mau menderita kerugian akibat faktor lingkungan  yang  tidak  menunjang.  Beberapa  jenis  bangsa  sapi  potong  yaitu  : Ongole,  Peranakan Ongole,  Brahman,  Limousine,  Simmental,  Angus,  Brangus, Bali, Madura, Chorolais dan Santa Gertrudis.
2.   Kesehatan
Bangsa sapi  baik sapi sebagai calon bibit ataupun sebagai penghasil daging  harus di pilih dari sapi yang benar-benar sehat. Untuk mengetahui kesehatan sapi secara  umum,  peternak bisa  memperhatikan keadaan tubuh,  sikap dan tingkah laku, pernapasan, denyut jantung, pencernaan dan pandangan sapi.
a.       Keadaan tubuh 
1.      Sapi sehat, keadaan tubuh bulat berisi, kulit lemas.
2.      Tidak adanya eksternal  parasit  pada kulit  dan bulunya,  tidak ada tanda-tanda kerusakan dan kerontokan pada bulu (licin dan mengkilat).
3.      Selaput  lendir  dan  gusi  berwarna  merah  muda,  lebih  mudah  bergerak  bebas.
4.      Ujung hidung bersih, basah dan dingin.
5.      Kuku tidak terasa panas dan bengkak bila diraba.
6.      Suhu tubuh anak 39,5 C – 40 C.
b.      Sikap dan tingkah laku
1.      Sapi sehat tegap.
2.      Keempat  kaki  memperoleh titik berat sama.
3.      Sapi peka terhadap lingkungan (ada orang cepat bereaksi).
4.      Bila diberi pakan, mulut akan dipenuhi pakan.
5.      Cara minum panjang.
6.      Sapi yang terus menerus tiduran memberikan kesan bahwa sapi tersebut sakit atau mengalami kelelahan.
c.       Pernafasan
1.      Sapi  sehat  bernafas  dengan tenang dan teratur,  kecuali  ketakutan,  kerja  berat, udara panas dan sedang tiduran lebih cepat.
2.      Jumlah pernafasan : Anak  sapi 30/menit, Dewasa 10-30/menit.
d.      Pencernaan.
1.      Sapi sehat memamah biak dengan tenang sambil istirahat/ tiduran.
2.      Setiap gumpalan pakan di kunyah  60-70 kali.
3.      Sapi sehat nafsu makan dan minum cukup besar.
4.      Pembuangan kotoran dan kencing berjalan lancar
5.      Bila gangguan pencernaan, gerak perut besar berhenti atau cepat sekali.Proses memamah biak berhenti.
e.       Pandangan mata.
1.      Sapi sehat pandangan mata cerah dan tajam.
2.      Sapi sakit pandangan mata sayu.
3.   Seleksi calon bibit berdasarkan pengamatan/ penampilan fisik.
Bentuk atau ciri luar sapi berkorelasi positif terhadap faktor genetik seperti laju pertumbuhan, mutu dan hasil akhir (daging). Bentuk atau ciri sapi potong  yang baik, sebagai berikut :
a.       Ukuran badan panjang dan dalam, rusuk tumbuh panjang yang memungkinkan sapi mampu menampung jumlah makanan yang banyak.
b.      Bentuk  tubuh  segi  empat,  pertumbuhan  tubuh  bagian  depan,  tengah  dan belakang serasi, garis badan atas dan bawah sejajar.
c.       Paha sampai pergelangan penuh berisi daging.
d.      Dada lebar dan dalam serta menonjol ke depan.
e.       Kaki besar dan kokoh.
Description: CARA MEMILIH BIBIT SAPI POTONG (BAKALAN) YANG BAIK

Pemilihan terhadap bibit sapi potong meliputi :
a.       Sifat Kualitatif meliputi :
1) Warna bulu jantan dan betina.
2) Bentuk tanduk jantan dan betina.
3) Bentuk tubuh jantan dan betina
b.      Sifat Kuantitatif meliputi :
1)      Berat badan jantan dan betina.
2)      Tinggi gumba jantan dan betina
3)      Umur jantan dan betina.
4)      Lingkar dada jantan dan betina.
5)      Lebar dada jantan dan betina.
6)      Panjang badan jantan dan betina.
7)      Lingkar skrotum jantan.


Sumber:  http://disnakkeswan.sulselprov.go.id/files/documents/1402927298-Pemilihan_dan_penilaian_sapi_potong_calon_bibit.pdf
                     
Description: Tips dalam memilih bibit sapi potong yang unggul
Tips dalam memilih bibit sapi potong yang unggul – Usaha ternak sapi merupakan salah satu yang banyak ditekuni oleh masyarakat Indonesia, khususnya ternak sapi potong, hal ini dikarenakan kebutuhan masyarakat akan daging sapi terus mengalami peningkatan, itu pun kadang sering terjadi keterlambatan pemasokan sebab stok sapi dilapangan kurang mencukupi sehingga langkah yang harus diambil dengan mendatangkan sapi dari luar negeri. Sebenarnya bila memang diupayakan dengan baik kita tidak harus melakukan import sapi karena dengan sumber daya yang kita miliki saat ini pasti bisa mencukupi kebutuhan akan daging sapi. Namun itu semua tidak mudah untuk dilakukan sebab butuh waktu yang tidak singkat agar semua itu bisa terlaksana, agar semua itu bisa tercapai seharusnya bisa dimulai dengan melakukan hal-hal kecil seperti memilih bibit sapi potong, ini merupakan hal penting karena sapi yang nantinya memiliki bobot yang bagus pasti dari bibit yang memiliki kualitas unggul.
Selain itu , berikut adalah tips dalam memilih bibit sapi potong  harus dilakukan adalah :
·         Membedakan jenis kelamin bibit yang akan dipilih
·         Memperhatikan proporsi badan bibit mulai dari samping, depan, belakang, dan seluruh badannya
·         Pilih bibit dengan kepala yang terlihat besar namun bsa seimbang dengan tubuhnya
·         Sebaiknya pilih bibit sapi yang lehernya kuat, besar, tebal serta bergelambir
·         Sebaiknya memilih sapi yang punggungnya lurus sejajar serta tidak bengkok atau melengkung
·         Mulut sapi tersebut terlihat datar
·         Sebaiknya pilih sapi yang tulang rusuknya tidak melengkung kedalam karena itu artinya sapi akan terlihat seperti kurang barisi
·         Memastikan bahwa sapi jantan yang akan dipilih memiliki 2 testis dan yang betina memiliki 4 buah bunting
·         Kaki terlihat normal, tidak cacat dan tidak pincang




















2. PEMBERIAN PAKAN
·         Pengertian pakan
Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak dan tidak mengganggu kesehatannya. Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan yang meliputi kuantitatif, kualitatif, kontinuitas serta keseimbangan zat pakan yang terkandung di dalamnya. Menurut Hartanto, (2008),  pakan merupakan aspek yang penting karena 70% dari total biaya produksi adalah untuk pakan. Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga bagi ternak. Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin besar tenaga yang ditimbulkan dan makin besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk daging.
Rasjid (2012), menyatakan bahwa pakan dapat digolongkan ke dalam sumber protein, sumber energi dan sumber sumber serat kasar. Hijauan pakan ternak  merupakan sumber serat kasar yang utama yang berasal dari tanaman yang berwarna hijau. Agar pakan tersebut dapat bermanfaat bagi ternak untuk menghasilkan suatu produk, pakan harus diketahui kandungan zat–zat yang terkandung didalamnya seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Pemberian pakan berupa hijauan saja tidak mampu meningkatkan atau memaksimalkan produksi ternak.

·         Jenis – jenis pakan
1.      Hijauan Segar
            Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut langsung oleh ternak). Hijauan segar umumnya terdiri atas daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan, tanaman bijibijian/ jenis kacang-kacangan.Rumput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai ternak, mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh tinggi, terutama di daerah tropis meskipun sering dipotong/disengut langsung oleh ternak sehingga menguntungkan para peternak/pengelola ternak. Hijauan banyak mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangat berperan dalam menghasilkan energi. 
a.       Rumput – Rumput
Rumput- rumput ini diantaranya :
ü  Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
ü  Rumput Benggala (Penicum maximum)
ü  Rumput Setaria (Setaria sphacelata)
ü  Rumput Brachiaria (Brachiaria decumbens)
ü  Rumput Mexico (Euchlena mexicana)
ü  Rumput lapangan yang tumbuh secara liar.
b.      Kacang-kacangan
Kacang- kacang ini diantaranya :
ü  Lamtoro (Leucaena leucocephala)
ü  Stylo (Sty-losantes guyanensis)
ü  Centro (Centrocema pubescens)
ü  Pueraria phaseoloides
ü  Calopogonium muconoides
c.       Daun-daunan:
Terdiri dari daun nangka, daun pisang, daun turi, daun petai cina dll.
d.      Jerami dan hijauan kering
Termasuk kedalam kelompok ini adalah semua jenis jerami dan hijauan pakan ternak yang sudah dipotong dan dikeringkan. Kandungan serat kasarnya lebih dari 18% (jerami, hay dan kulit biji kacang-kacangan).
e.       Konsentrat (pakan penguat)
Pakan penguat atau konsentrat yang berbentuk seperti tepung adalah sejenis pakan komplet yang dibuat khusus untuk meningkatkan produksi dan berperan sebagai penguat. Mudah dicerna, karena terbuat dari campuran beberapa bahan pakan sumber energi (biji-bijian, sumber protein jenis bungkil, kacang-kacangan, vitamin dan mineral). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pakan penguat: 
1.      Ketersediaan Harga Satuan Bahan Pakan
Beberapa bahan pakan mudah diperoleh di suatu daerah, dengan harga bervariasi, sedang di beberapa daerah lain sulit didapat. Harga perunit bahan pakan sangat berbeda antara satu daerah dan daerah lain, sehingga keseragaman harga per unit nutrisi (bukan harga per unit berat) perlu dihitung terlebih dahulu.
2.      Standar kualitas Pakan Penguat
Kualitas pakan penguat dinyatakan dengan nilai nutrisi yang dikandungnya terutama kandungan energi dan potein. Sebagai pedoman, setiap Kg pakan penguat harus mengandung minimal 2500 Kcal energi dan 17% protein, serat kasar 12%.
3.      Metode dan Teknik Pembuatan
Metode formulasi untuk pakan penguat adalah metode simultan, metode segiempat bertingkat, metode aljabar, metode konstan kontrol, metode ekuasi atau metode grafik
4.      Prosedur Memformulasi 
- Buat daftar bahan pakan yang akan digunakan, kandungan nutrisinya (energi, potein), harga per unit berat, harga per unit energi dan harga per unit protein
- Tentukan standar kualitas nutrisi pakan penguat yang akan dibuat.
- Memformulasi, dilakukan pada form formulasi
- Tentukan sebanyak 2% (pada kolom %) bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral
- Tentukan sebanyak 30% bahan pakan yang mempunyai kandungan energi lebih tinggi daripada kandungan energi pakan penguat, tetapi harga per unit energinya yang paling murah (dapat digunakan lebih dari 1 macam bahan pakan).
- Jumlahkan (% bahan, Kcal energi, % protein dan harganya), maka 50% formula sudah diperoleh
- Lakukan pengecekan kualitas dengan membandingkan kualitas nutrisi %0% formula dengan kualitas nutrisi 50% pakan penguat.
Contoh dari pakan konsentrat adalah dedak padi, jagung giling, bungkil kelapa, garam dan mineral.
·         Kebutuhan dan konsumsi pakan
1. Kebutuhan Pakan.
            Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban nisbi udara) serta bobot badannya. Maka, setiap ekor ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda pula.Rekomendasi yang diberikan oleh Badan Penelitian Internasional (National Research Council) mengenai standardisasi kebutuhan ternak terhadap pakan dinyatakan dengan angka-angka kebutuhan nutrisi ternak ruminansia. Rekomendasi tersebut dapat digunakan sebagai patokan untuk menentukan kebutuhan nutrisi ternak ruminansia, yang akan dipenuhi oleh bahan-bahan pakan yang sesuai/bahan-bahan pakan yang mudah diperoleh di lapangan.
2. Konsumsi Pakan 
            Ternak ruminansia yang normal (tidak dalam keadaan sakit/sedang berproduksi), mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan kebutuhannya untuk mencukupi hidup pokok. Kemudian sejalan dengan pertumbuhan, perkembangan kondisi serta tingkat produksi yang dihasilkannya, konsumsi pakannya pun akan meningkat pula.Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (kondisi ternak itu sendiri). 
a. Temperatur Lingkungan
Ternak ruminansia dalam kehidupannya menghendaki temperatur lingkungan yang sesuai dengan kehidupannya, baik dalam keadaan sedang berproduksi maupun tidak. Kondisi lingkungan tersebut sangat bervariasi dan erat kaitannya dengan kondisi ternak yang bersangkutan yang meliputi jenis ternak, umur, tingkat kegemukan, bobot badan, keadaan penutup tubuh (kulit, bulu), tingkat produksi dan tingkat kehilangan panas tubuhnya akibat pengaruh lingkungan.
Apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan hidupnya, maka akan terjadi pula perubahan konsumsi pakannya. Konsumsi pakan ternak biasanya menurun sejalan dengan kenaikan temperatur lingkungan. Makin tinggi temperatur lingkungan hidupnya, maka tubuh ternak akan terjadi kelebihan panas, sehingga kebutuhan terhadap pakan akan turun. Sebaliknya, pada temperatur lingkungan yang lebih rendah, ternak akan membutuhkan pakan karena ternak membutuhkan tambahan panas. Pengaturan panas tubuh dan pembuangannya pada keadaan kelebihan panas dilakukan ternak dengancara radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.
b. Palatabilitas
Palatabilitas merupakan sifat performansi bahan-bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya. Hal inilah yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya. Ternak ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis dan hambar daripada asin/pahit. Mereka juga lebih menyukai rumput segar bertekstur baik dan mengandung unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) lebih tinggi.
c. Selera
Selera sangat bersifat internal, tetapi erat kaitannya dengan keadaan “lapar”. Pada ternak ruminansia, selera merangsang pusat saraf (hyphotalamus) yang menstimulasi keadaan lapar. Ternak akan berusaha mengatasi kondisi ini dengan cara mengkonsumsi pakan. Dalam hal ini, kadang-kadang terjadi kelebihan konsumsi (overat) yang membahayakan ternak itu sendiri.
d. Status fisiologi
Status fisiologi ternak ruminansia seperti umur, jenis kelamin, kondisi tubuh (misalnya bunting atau dalam keadaan sakit) sangat mempengaruhi konsumsi pakannya
e. Konsentrasi Nutrisi
Konsentrasi nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan adalah konsentrasi energi yang terkandung di dalam pakan. Konsentrasi energi pakan ini berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya. Makin tinggi konsentrasi energi di dalam pakan, maka jumlah konsumsinya akan menurun. Sebaliknya, konsumsi pakan akan meningkat jika konsentrasi energi yang dikandung pakan rendah
f. Bentuk Pakan
Ternak ruminansia lebih menyukai pakan bentuk butiran (hijauan yang dibuat pellet atau dipotong) daripada hijauan yang diberikan seutuhnya. Hal ini berkaitan erat dengan ukuran partikel yang lebih mudah dikonsumsi dan dicerna. Oleh karena itu, rumput yang diberikan sebaiknya dipotong-potong menjadi partikel yang lebih kecil dengan ukuran 3-5 cm.
g. Bobot Tubuh
Bobot tubuh ternak berbanding lurus dengan tingkat konsumsi pakannya. Makin tinggi bobot tubuh, makin tinggi pula tingkat konsumsi terhadap pakan. Meskipun demikian, kita perlu mengetahui satuan keseragaman berat badan ternak yang sangat bervariasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengestimasi berat badannya, kemudian dikonversikan menjadi “berat badan metabolis” yang merupakan bobot tubuh ternak tersebut. Berat badan ternak dapat diketahui dengan alat timbang. Dalam praktek di lapangan, berat badan ternak dapat diukur dengan cara mengukur panjang badan dan lingkar dadanya. Kemudian berat badan diukur dengan menggunakan formula:Berat badan = Panjang badan (inci) x Lingkar Dada2 (inci) / 661 Berat badan metabolis (bobot tubuh) dapat dihitung dengan cara meningkatkan berat badan dengan nilai 0,75Berat Badan Metabolis = (Berat Badan)0,75
·         Sistem pemberian pakan
Dalam memilih bahan pakan, beberapa pengetahuan penting berikut ini harus diketahui sebelumnya yaitu :
1.         Bahan pakan harus mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat di daerah  sekitar sehingga tidak menimbulkan masalah biaya transportasi dan kesulitan  mencarinya;
2.         Bahan pakan harus terjamin ketersediaannya sepanjang waktu dalam jumlah yang mencukupi keperluan;
3.         Bahan pakan harus mempunyai harga yang layak dan sedapat mungkin  mempunyai fluktuasi harga yang tidak besar;
4.         Bahan pakan diusahakan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia yang sangat utama. Seandainya harus menggunakan bahan pakan tersebut maka usahakanlah agar digunakan satu macam saja;
5.         Bahan pakan harus dapat diganti dengan bahan pakan lain yang kandungan  zat-zat makanannya hampir setara;
6.         Bahan pakan tidak mengandung racun dan tidak dipalsukan atau tidak menampakkan perbedaan warna, bau atau rasa dari keadaan normalnya.
Pemberian pakan dapat dilakukan dengan 3 cara: yaitu penggembalaan (Pasture fattening), kereman (dry lot faatening) dan kombinasi cara pertama dan kedua  : 
1.      Sistem Penggembalaan (Pasture Fattening), adalah sistem penggembalaan  dengan melepas sapi-sapi di padang rumput, yang biasanya dilakukan di daerah yang mempunyai tempat  cukup luas, dan memerlukan waktu sekitar 5-7 jam per hari untuk mengembalakan ternak.
2.      Sistem kereman  (dry lot fattening) adalah sistem yang menggembalakan ternak di dalam kandang,  Ternak tidak dilepas, pakan dapat diberikan dengan cara dijatah/ disuguhkan.  Sapi yang dikandangkan dan pakan diperoleh dari ladang, sawah/tempat lain. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam rumput di tempat pakan. Selain itu, dapat ditambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapur. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu.
3.      Sistem kombinasi cara pertama dan kedua adalah sistem ternak tersebut digembalakan dan dikandangkan. Pemberian pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan keraman.  Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar adalah rumput-rumputan, kacang-kacangan (leguminosa) dan tanaman hijau lainnya. Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah rumput gajah, rumput raja (king grass), daun turi, daun lamtoro.

·         Pemberian pakan per hari
Dalam usaha budidaya ternak, hewan ternak membutuhkan zat makanan yang mengandung protein dan energi. Pakan ternak ruminansia meliputi hijauan rumput-rumputan sebagai sumber energi dan hijauan leguminosa sebagai sumber protein serta dapat disertakan pakan tambahan konsentrat. Rumput atau campuran rumput dan leguminosa diberikan dengan perbandingan 10 bagian leguminosa. Pada prinsipnya, hijauan diberikan 10 persen dari berat badan sapi, yakni antara 30 sampai 40 kg per ekor perhari. Pemberiannya sebanyak 2 sampai 3 kali sehari. Pakan tambahan ( konsentrat ) diberikan 3 sampai 4 bulan menjelang akhir penggemukan. Umumnya diberikan sebanyak 1,5 % dari berat badan hidup atau 3 sampai 4 kg per ekor per hari. Pemberiannya pada pagi hari atau siang hari. Cara pemberian yang baik adalah, dengan menggunakan tempat pakan guna menghindari ransom yang berserakan. Minuman harus bersih dan selalu tersedia. Pemberian garam dapur sekedar saja yang disediakan dalam bentuk batangan ditaruh ditempat makan ( akan dijilat sendiri ) rumput yang diberikan pada sapi kereman harus dalam bentuk potongan antara 10 cm sampai 20 cm.
Hijauan rumput yang biasa dijadikan pakan ternak seperti rumput alam, rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput setaria (Setaria sphacelata), rumput benggala, rumput raja (Pennisetum purpureophoides). Sedangkan jenis leguminosa seperti lamtoro (Leucaena leucocephala), kaliandra (Calliandra calothyrsus Meissn), gamal (Gliricidia sepium), turi (Sesbania grandiflora), albesia. Sisa hasil pertanian yang dapat dijadikan sumber hijauan pakan ternak seperti jerami padi, daun dan tongkol jagung, jerami kacang tanah. Jerami padi mempunyai kadar serat yang tinggi dan kadar energi rendah sehingga nilai cernanya rendah. Untuk itu diperlukan suatu perlakuan agar mudah dicerna yaitu dengan proses fermentasi. 
Produktivitas ternak ruminansia dapat diperbaiki dengan memanfaatkan mikroorganisme/probiotik dalam pakan guna meningkatkan kualitas pakan dan memperbaiki kondisi rumen. Ada dua cara pengolahan hijauan pakan ternak yaitu melalui pengawetan dan melalui teknologi pengkayaan nutrisi (khusus untuk limbah hasil pertanian/perkebunan).

Sumber : htpp://chalikchadit.blogspot.com








3.  KANDANG YANG BAIK UNTUK SAPI POTONG

Fungsi dan Persyaratan Kandang
1.      Fungsi kandang :

a)      Melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang ekstrim (panas, hujan dan angin)
b)      Mencegah dan melindungi ternak dari penyakit.
c)      Menjaga keamanan ternak dari pencurian.
d)     Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti pemberian pakan, minum,  pengelolaaan kotoran/limbah dan perkawinan.
e)      Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja.

2.       Persyaratan kandang Pembuatan kandang untuk sapi potong  perlu memperhatikan beberapa persyaratan antara lain dari segi teknis, ekonomis, kesehatan kandang (ventilasi kandang, pembuangan kotoran), efisiensi pengelolaan dan kesehatan lingkungan sekitarnya.
a)      Pemilihan lokasi: Pertimbangan yang harus dilakukan dalam memilih lokasi antara lain adalah : Ketersediaan sumber air untuk minum, memandikan dan membersihkan kandang ternak, dan dekat dengan sumber pakan, kemudahan akses transportasi untuk penyediaan pakan dan pemasaran, tersedia areal untuk perluasan jika dibutuhkan, lokasi lebih tinggi dari sekelilingnya sehingga memudahkan untuk pembuangan limbah dan menghindari genangan air pada waktu hujan,  jarak kandang dengan bangunan umum dan perumahan minimal 10 m, tidak mengganggu kesehatan lingkungan, relatif jauh dari jalan umum dan limbah ternak dapat tersalur dengan  baik.  

b) Konstruksi: Konstruksi sangat menentukan ketahanan bangunan, kandang harus dibuat sekokoh mungkin sehingga mampu menahan beban dan benturan serta dorongan yang kuat dari ternak, mudah dibersihkan, mempunyai sirkulasi udara yang baik sehingga tidak lembab dan tersedia tempat penampungan kotoran beserta saluran drainasenya. Kandang dan  perlengkapan ditata dengan baik sehingga dapat memberikan kenyamanan pada ternak serta memudahkan peternak bekerja untuk memberi pakan, minum, membuang kotoran dan menangani kesehatan ternak.

 
Konstruksi kandang dirancang sesuai dengan agroklimat wilayah setempat, tujuan  pemeliharaan, dan status fisiologis ternak. Untuk dataran tinggi model kandang sapi potong yang baik adalah lebih tertutup untuk melindungi ternak dari cuaca dingin, sedangkan untuk dataran rendah.












Perkandangan Sapi yang Ideal

 1. Tata letak kandang Letak kandang harus lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya agar tidak tergenang, selain itu juga memudahkan pembuangan limbah cair. Untuk kandang satu baris lebih baik jika kepala sapi menghadap ke timur, walaupun belum ada penelitian akan hal ini tetapi dari pengalaman sapi yang menghadap ke timur hasilnnya akan lebih baik. Jika kandang dua baris maka kandang membujur utara selatan. (Krishadi,R, 2013)

 2. Bahan kandang: Bahan kandang hendaknya disesuaikan dengan tujuan usaha dan kemampuan ekonomi. Dalam memilih bahan kandang hendaknya dipilih bahan lokal yang banyak tersedia dan minimal tahan digunakan untuk jangka waktu 5-10 tahun.

 
    Bagian-bagian kandang :
a)         Lantai kandang.
Lantai kandang harus kuat, ahan lama, tidak licin dan tidak terlalu kasar, mudah dibersihkan dan mampu menopang beban yang ada diatasnya. Lantai kandang dapat berupa tanah yang dikeraskan, beton, pasir semen (PC) dan kayu yang kedap air. Tingkat kemiringan lantai kandang sangat penting untuk menjaga drainase kandang., tingkat kemiringan lantai tidak boleh lebih dari 5% artinya perbedaan tinggi antara lantai depan dengan lantai belakang pada setiap panjang lantai per meter tidak boleh lebih dari 5 cm.. Konstruksi lantai kandang yang baik. Sumber: Krishadi,R, (2013)

b)      Kerangka kandang.
 Kerangka kandang dapat dibuat dari bahan yang tersedia di tempat seperti kayu turi, kelapa, pinang dan bambu dan disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan dan kondisi yang ada.

c) Atap kandang 
Atap kandang dapat dibuat dari bahan yang murah seperti atap alang-alang, daun kelapa atau mengunakan seng dan asbes. Untuk atap yang  berasal dari daun kelapa dan alang-alang perlu lebih miring berkisar 30% sehingga air hujan yang jatuh dapat segera mengalir sedangkan atap seng dan asbes kemiringan minimal 15% untuk dapat menjamin air hujan dapat mengalir dengan baik. Untuk daerah kering  beriklim kering sebaiknya ketingggian atap minimal 3,5 meter untuk menjamin sirkulasi udara di dalam kandang.

 
 Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal.
Pada kandang tipe tunggal,  penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling  bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan. Kandang tipe ganda yang saling membelakangi.
Ciri-ciri kandang yang baik untuk peternakan sapi potong

·         Kandang penggemukan biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang dipelihara hanya sedikit. Namun untuk kegiatan penggemukan bersifat komersial, ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak.
·         Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5×2 m, untuk sapi betina dewasa adalah 1,8×2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5×1 m per ekor.
·         Bagian dari perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih dibawah atap.
·         Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar  pakan yang diberikan tidak diinjak-injak. · Untuk sapi dewasa, tinggi kaki tempat pakan 50 cm, tinggi tempat pakan 40 cm sehingga total tinggi bagian depan menjadi 90 cm, lebar tempat pakan 40 cm dan  panjang menyesuaikan lebar kandang.
·          Untuk sapi sapihan sampai dara tinggi kaki <50 cm dan ukuran lainnya sama dengan sapi dewasa.
·         Tempat air minum sebaiknya dibuat permanen dari semen berbentuk bundar tinggi 50 cm. Gambar 7. Denah kandang kolektif

 
Fasiltas yang diperlu disediakan untuk mendukung perbaikan produksi terna:

a) Kandang jepit. Bahan kayu balok, besi dan bahan lain yang kokoh (10 cm x 12 cm). Ukuran; panjang 200 cm, lebar 70 cm dan tinggi 130 cm, lantai semen kasar/tidak licin, dinding terbuka (6 cm x 12 cm) , minimal sebanyak 3 palang setiap sisi.

b) Kandang kawin,diusahakan kokoh/kuat dibuat dari bahan lokal, murah dan dapat bertahan lama, ukuran minimal 4 x 6 m untuk kapasitas tampung 4 ekor : seekor pejantan dengan 3 ekor betina, menampung proses perkawinan malam hari, kandang kawin sebaiknya disediakan tempat pakan dan minum.
c) Kandang sapih Untuk kelompok kandang dengan jumlah induk 50 sampai 100 ekor dapat dibuat kadang sapih berukuran 3 x 4 m.. Kandang sapih disediakan tempat pakan dan minum, jika tidak memiliki kandang sapih, penyapihan dapat dilakukan dengan cara induk dan anak diikat terpisah diusahakan agar anak tidak dapat menyusu pada induknya selama 21 hari
d) Kandang pejantan Kandang pejantan berukuran 3 x 4 m, diusahakan kokoh/kuat, dinding terbuka, lantai padat , dan disediakan tempat pakan dan minum.
e) Rumah kompos Untuk jumlah ternak 50-100 ekor diperlukan ukuran kotak tampung kotoran 6 m x 4 m x 1 m.





Sapi adalah salah satu komoditi peternakan yang menjadi andalan sumber protein hewani berupa daging maupun susu yang  cukup familiar di masyarakat. Dalam pemeliharaan ternak sapi, salah satu penghambat yang sering dihadapi adalah penyakit.
Sapi sehat biasanya ditandai dengan keadaan dalam tubuh ternak tersebut berfungsi dengan baik. Kondisi dimana aliran cairan di dalam tubuhnya berfungsi baik dalam mendukung penyusunan sel - sel penting di dalamnya. Dengan rutin memperhatikan keadaan sapi serta lingkungan dan cepat tanggap niscaya sapi akan selalu sehat dan normal.
Beragam faktor dapat mempengaruhi kesehatan sapi. Namun diantara beragam faktor tersebut, lingkungan dan penularan merupakan faktor yang paling banyak membuat ternak sapi terserang penyakit. “ Mencegah lebih baik daripada mengobati “, itulah yang harus digaris bawahi. Untuk faktor lingkungan, layak diperhatikan keadaan kelembaban kandang, kebersihan lantainya, posisi ventilasi dan aliran udara, apakah sinar matahari pagi masuk dengan baik ke dalam kandang atau tidak. Pakan juga merupakan salah satu penyebab sapi terserang penyakit, oleh karenanya prosentase dan keseimbangan pakan layak dipertimbangkan dengan matang.
Lengah pada salah satu hal diatas, maka potensi keuntungan juga akan berkurang karena pengobatan penyakit pada ternak sapi tidak semudah yang dibayangkan, apalagi jika terlambat sapi bisa mati. Untuk mencegah semua kemungkinan diatas, kontrol yang ketat dan pengecekan setiap hari diperlukan.
Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit pada sapi perah dan sapi potong serta cara pengobatan dan pencegahannya.
























PENYAKIT ANTHRAX

Penyakit antrax adalah jenis penyakit yang sangat berbahaya dan dapat menular pada manusia. Biasanya kategori penyakit seperti ini disebut zoonosis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis yang masuk ke dalam tubuh melalui pakan dan air minum. Selain melalui pakan dan air minum yang tidak bersih, bakteri antrax bisa masuk ke dalam tubuh sapi lewat tanah yang tercemar bakteri dan masuk melalui pernafasan atau luka pada sapi. Bakteri antrax adalah bakteri yang daya tahannya luar biasa, disinfektan dan panas terkadang tidak mampu melawan bakteri ini. Penyebarannya juga sangat cepat apabila sapi tersebut kurang makan dan kelelahan, apalagi saat musim panas. Penyakit ini bisa menyerang semua sapi dari berbagai tingkatan umur dan bisa menular kepada manusia.
Bila sapi sudah terkena antrax, sebaiknya manusia tidak mendekat dan harus berhati - hati dalam penanganannya. Bakteri dapat menular pada manusia melalui luka, pernafasan (jika menghirup bulu sapi yang terserang).
Description: Penyakit Anthrax
-          Ciri dan Gejala umum Antrax pada sapi adalah sebagai berikut :
  1. Sapi demam, lemah dan mudah jatuh/ambruk
  2. Radang pada bagian limpa dan akhirnya sapi menjadi diare
  3. Banyak pendarahan di beberapa bagian tubuh, biasanya berwarna hitam (pada lubang hidung dan mulut, pori - pori dan pada lubang anus sapi)
  4. Nafas tersengah – sengah
  5. Pembengkakan pada bagian bawah perut
  6. Bila sudah akut, sapi akan mati mendadak 
-          Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Antrax pada sapi :
  1. Vaksinasi spora avirulen secara berkala tiap tahun pada sapi yang belum terkena
  2. Pengecekan, pembersihan dan karantina jika pada suatu daerah sudah terkena antrax
  3. Jangan memberi makan sapi dengan akarnya, biasanya hijauan. Berikan rumputnya saja
  4. Jangan sering - sering kontak fisik dengan ternak jika tidak benar - benar darurat
  5. Jika sapi sudah terkena, berikan antibiotik dengan spektrum luas seperti Penisilin G, Oxytetracyclin, Streptomycin
  6. Hewan yang sudah mati jangan dibedah, jangan memegang langsung bagian luka. Langsung kubur saja bila perlu bakar bangkainya. 

PENYAKIT SURRA

Penyakit surra merupakan penyakit parasit yang disebabkan oleh protozoa Trypanosoma evansi. Parasit ini hidup dalam darah induk semang dan memperoleh glukosa sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah induk semangnya. Menurunnya kondisi tubuh sapi akibat cekaman misalnya stress, kekurangan pakan, kelelahan, kedinginan dan sebagainya merupakan faktor yang memicu kejadian penyakit ini. Penularan terjadi secara mekanis dengan perantaraan lalat penghisap darah seperti Tabanidae, Stomoxys, Lyperosia, Charysops dan Hematobia serta jenis arthropoda yang lain seperti kutu dan pinjal.
Penyakit surra sering menyerang sapi pada musim hujan dimana kondisi kekebalan sapi sering turun dan melemah .
Description: Penyakit Surra
-          Ciri Dan Gejala Umum Penyakit Surra pada sapi adalah sebagai berikut:
  1. Gerakan sapi menjadi tidak aturan (sempoyongan, jalan berputar putar/mubeng) jika sudah parah sering kejang – kejang
  2.  Selaput lendir menguning
  3. Tidak ada nafsu makan dan bulu rontok
  4. Demam dan cepat lelah 
-          Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Surra pada sapi :
  1. Penyemprotan insektisida di kandang ternak (biasanya sejenis asuntol) untuk mencegah datangnya serangga penghisap darah.
  2. Hindarkan kandang sapi dari tempat yang rawan menjadi sarang serangga (parit dan tempat lembab)
  3. Sisa - sisa pakan ternak jangan sampai membusuk di kandang
  4. Bila sapi luka, jangan sampai dibiarkan infeksi dan menjadi makanan bagi lalat
  5. Karantina sapi yang sakit dan berikan obat berupa atocyl maupun artosol, namun dalam penggunaannya hendaknya melalui konsultasi dengan dokter hewan setempat


PENYAKIT KEMBUNG PERUT (BLOAT)

Penyakit kembung perut disebabkan oleh macetnya saluran gas dalam tubuh sapi, akibatnya pencernaan tidak lancar dan bagian perut rumen membesar. Ini dapat dilihat dari bagian perut sapi sebelah kiri, apabila sapi kembung pasti akan terlihat membesar. Penyakit kembung perut yang diderita sapi, dapat menyebabkan kematian karena struktur organ sapi yang unik. Dimana pada sapi, jantungnya terletak disebelah kanan perut, bukan dibagian dada seperti halnya manusia. Hal tersebut akhirnya menyebabkan jantung sapi terhimpit oleh angin dan asam lambung saat menderita kembung. Karena kembung yang terjadi, mendesak dan mengakibatkan perut sapi membesar kesamping. Kematian pada sapi yang menderita kembung perut, biasanya rentan terjadi karena ketidaktahuan dan salah penanganan oleh peternak. Saat sapi mengalami kelumpuhan dengan perut yang kembung, banyak peternak yang memposisikan sapi mereka telentang. Hal itu menyebabkan, jantung sapi terhimpit dengan lebih cepat.
Penyebab utama sapi terserang kembung adalah rumput - rumputan yang basah, kurang berserat. Oleh karenanya seleksi hijauan mutlak diperlukan dan berikan presentase hijauan jenis leguiminose maksimal lima puluh persen.
Description: Penyakit Kembung Perut / Bloat
-          Ciri dan Gejala Umum Penyakit Kembung Perut / Bloat pada sapi:
  1. Perut bagian kiri membesar karena gas tidak dapat keluar
  2. Pernafasan terganggu karena organ pernafasan ditekan oleh membesarnya rumen
  3. Gerakan kurang lincah dan sering terjatuh
  4. Dalam kondisi parah, hewan bisa lumpuh dan mati 
-          Pencegahan dan Pengobatan Kembung Perut pada sapi :
  1. Jangan biasa memberikan pakan rumput yang masih basah, terutama di pagi hari
  2. Kurangi prosentase pemberian leguminose hijauan
  3. Jerami kering berikan di pagi hari sebelum memakan hijauan jenis lain
  4. Usahakan ternak banyak bergerak sehingga mengurangi gas pada lambung
  5. Cara pengobatan yang biasa diberikan adalah anti bloat yang mengandung dimethicone dan minyak nabati yang berasal dari kacang tanah. Minyak nabati bisa disuntikkan pada sapi yang terkena bloat
  6. Konsultasikan pada dokter hewan untuk penggunaan obat yang tepat

PENYAKIT DEMAM

Demam ini umum disebut demam 3 hari. Istilah kedokterannya adalah BOVINE EPHEMERAL FEVER (BEF). Penyebab demam BEF ini adalah gigitan lalat Cullicoides sp dan nyamuk Culex Sp. Penyakit ini tergolong mudah diatasi dan tidak menular terutama bagi manusia.
Description: Penyakit Demam (BEF)
-          Ciri dan Gejala Umum Penyakit Demam (BEF) pada sapi adalah :
  1. Sapi terlihat lemah dan lesu
  2. Sapi demam tinggi dan terkesan pincang
  3. Susah bergerak dan berdiri
  4. Sesak dan gemetaran
  5. Timbul cairan pada bagian hidung dan mata ternak
  6. Nafsu makan menurun
  7. Pada sapi perah, produksi susu akan menurun 


-          Pencegahan dan Pengobatan Demam pada sapi :
  1.  Lingkungan yang bersih
  2. Penggunaan insektisida pada kandang
  3. Berikan obat penurun panas dan usahakan sapi banyak minum air
  4. Obat tradisional bagi BEF adalah pemberian gula merah dan garam dapur dan diminumkan pada sapi.
  5.  Tetap konsultasi pada dokter hewan untuk lebih baiknya.
  6. Daging boleh dipotong dan dikonsumsi 





PENYAKIT INGUSAN (MALIGNANT CATHARRAL FEVER)

Penyakit ini ditularkan melalui virus Gamma Herpesvirinae dan penularan virus dari ternak jenis domba. Biasanya menyerang sapi yang sering digembalakan bercampur dengan ternak lain seperti domba dan kambing. Biasanya domba yang sudah terserang tidak menunjukkan gejala apapun, tetapi meninggalkan virus tersebut melalui bekas pakan yang telah dikunyah dan dimuntahkan kembali. Sapi yang memakan bekas makanan tersebut akan dapat terkena penyakit ingusan.
Description: Penyakit Ingusan pada sapi
-          Ciri dan Gejala Umum Penyakit Ingusan pada sapi biasanya adalah :
  1. Timbul cairan pada bagian hidung dan mata ternak, lama kelamaan akan berubah dari encer menjadi lebih kental
  2. Ternak mulai terlihat meneteskan air liur
  3. Bagian moncong kering dan terkadang keluar nanah
  4. Ternak terdengar sulit bernafas dan gemetar
  5. Bagian mata terlihat keruh dan cenderung memutih
  6. Jika sudah parah kulit ternak seperti terkelupas
  7. Sapi berjalan sempoyongan dan lemah, jaringan tubuh rusak dan sapi terlihat kurus
  8. Jika dibiarkan maka sapi akan lumpuh total dan mati 
-          Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Ingusan pada sapi :
  1. Jangan sering menggembalakan sapi bersamaan dengan domba atau kambing
  2. Jauhkan kandang sapi dari kandang domba yang baru datang dan belum divaksinasi
  3. Kontrol kebersihan pakan yang akan dikonsumsi oleh sapi
  4. Jaga kebersihan dan sanitasi kandang
  5. Pisahkan dan karantina sapi yang terserang
  6. Usaha yang bisa kita lakukan adalah dengan pencegahan infeksi dengan antibiotik sehingga gejala tidak meluas
  7. Penyakit ini belum ada obat yang mampu menghilangkan secara keseluruhan, namun dapat hilang sendiri jika penanganan kita cepat dan sapi dipelihara dengan baik
  8. Usahakan penanganan secara langsung setelah terlihat gejala ringan, biasanya 4 hari setelah terserang sapi akan semakin memburuk
  9. Konsultasikan pada dokter hewan terkait pemakaian obat. Ingat, obati secara langsung setelah terlihat gejala ingusan, jangan terlambat.
  10. Ternak yang mati tetap dapat dipotong dan dikonsumsi, namun bagian yang terinfeksi harus dibuang.
PENYAKIT KUDIS (SCABIES)

Penyakit Kudis (Scabies) merupakan penyakit zoonoisis dan dapat menular pada manusia. Biasanya disebabkan oleh alat dan kandang yang kotor. Kotoran tersebut terkadang mengandung tungau sarcoptes scabei. Ternak sapi yang sehat biasanya tertular jika sudah terjadi kontak langsung dengan sapi yang terkena skabies. Biasanya sapi yang terserang skabies terkesan seperti ternak yang gatal - gatal.
Description: Penyakit Scabies
-          Ciri dan Gejala Umum Penyakit Scabies pada sapi adalah :
  1. Sapi sering menggigit bagian tubuhnya
  2. Terkadang menggosok - gosokkan badannya pada kandang (seperti menggaruk - garuk)
  3. Bulu rontok dan nanah mulau muncul pada bagian tubuh
  4. Karena ini adalah penyakit kulit sapi, akan timbul kerak berwarna abu - abu pada bagian tubuh sapi dan kulit terkesan kaku 
-          Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Skabies pada sapi :
  1. Kandang usahakan berjauhan dengan rumah tinggal
  2. Aliran udara dan sanitasi kandang usahakan bagus
  3. Usahakan kandang sapi kering dan selalu bersih
  4. Hewan yang terdiagnosa skabies harus dipisahkan dan dikarantina
  5. Pengobatan yang aman biasanya dengan pemberian minyak kelapa dicampur dengan kapur barus kemudian gosokkan pada kulit yang terkena.
  6. Serbuk belerang, dicampur dengan kunyit dan minyak kelapa yang sudah dipanaskan, gosokkan pada kulit sapi. Bisa juga digosok dengan air tembakau.
  7. Sapi yang mati setelah terkena skabies tetap dapat dikonsumsi, hanya saja buang bagian yang terkena tungau. Sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter hewan.





PENYAKIT CACINGAN (HELMINTHIASIS)

Penyakit cacingan merupakan penyakit yang paling sering menyerang ternak sapi yang dipelihara secara tradisional dan tergolong penyakit yang mudah ditangani tergantung dengan banyak/sedikit-nya cacing dalam tubuh, jenis cacing yang menyerang (cacing hati, cacing pita, cacing gilig/nematoda)dan penanganan. Jenis cacing yang menyerang sapi sebenarnya sangat banyak jenisnya. Namun yang paling sering menyerang adalah jenis cacing hati dan cacing pita, biasanya disebabkan oleh kondisi pakan yang tidak bersih / mengandung larva cacing. Biasanya pada rumput hijauan. Proses pengobatan biasanya dilakukan dengan melumpuhkan cacing sehingga cacing yang mati tersebut akan ikut keluar melalui kotoran sapi.
Description: Penyakit Cacingan pada sapi
-          Ciri dan Gejala Umum Penyakit Cacingan pada sapi adalah:
  1. Sapi tidak nafsu makan
  2. Sapi terlihat kurus dari hari ke hari
  3. Susah buang air besar / tidak teratur
  4. Diare berkepanjangan dan mencret
  5. Gerakan melemah dan mata sayu
  6. Nafas terengah – engah
  7. Hidung dan mulut mulai kering 
-          Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Cacingan pada sapi:
  1. Usahakan kandang tidak sering lembab
  2. Jangan terlalu sering menggembalakan sapi karena kita tidak bisa mengontrol kebersihan rumput yang dikonsumsi oleh sapi
  3. Sisa pakan di kandang jangan dibiarkan terlalu lama, segera buang atau olah menjadi pupuk tanaman
  4. Berikan obat cacing secara rutin dan berkala (biasanya dua bulan sekali)
  5. Obat yang biasanya digunakan oleh dokter hewan adalah dalam jenis benzimidazol, Imidathiazol dan Avermectin (konsultasi dengan dokter hewan sebelum menggunakan)
  6. Pengobatan tradisional dengan pemberian daun / buah nanas. Terutama untuk melumpuhkan cacing nematoda. Untuk cacing lainnya, bisa diberikan bawang putih karena sangat efektif dan tidak terdapat efek samping.

PENYAKIT NGOROK (SEPTICHAEMA EPIZOOTICA)
           
Penyakit ngorok adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan sapi yang berusia muda (umur 6-24 bulan). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri PastureIla multocida. Bakteri ini biasanya menyerang sapi yang baru mengalami perjalanan jauh. Penularan penyakit terjadi melalui makanan dan minuman yang tercemar bakteri.
Description: Penyakit Ngorok pada sapi
-          Ciri dan Gejala umum Penyakit Ngorok pada sapi adalah sebagai berikut:
  1. Membengkaknya kulit kepala dan selaput lendir lidah disertai warna merah dan kebiruan
  2. Membengkaknya leher, anus, dan vulva; paru-paru meradang
  3. Selaput lendir usus dan perut masam serta berwarna merah tua
  4. Sapi mengalami demam dan sulit bernapas sehingga terdengar mengorok.
  5. Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam waktu antara 12-36 jam. 
-          Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Ngorok pada sapi:
  1. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan memberikan vaksinasi anti-SE, setiap 6 bulan sekali.
  2. Pengobatannya dapat dilakukan dengan memberikan antibiotika atau sulfa. 










PENYAKIT DIARE

Diare merupakan sebuah kata umum yang digunakan untuk menggambarkan keadaan sapi yang mengalami sakit mencret. Diare pada ternak khususnya sapi bukan merupakan sebuah penyakit, tapi lebih merupakan tanda atau gejala klinis dari sebuah penyakit yang lebih komplek yang bisa disebabkan oleh berbagai hal. Pada dasarnya diare adalah sebuah gejala klinis yang menunjukkan adanya perubahan fisiologis atau patologis di dalam tubuh terutama saluran pencernaan. Penyebab penyakit diare pada sapi adalah perubahan fisiologis misalnya perubahan lingkungan ternak, meliputi perubahan pakan, perpindahan ternak, perubahan cuaca, dan pergantian pemeliharaan.                              

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Supernova

Peluang Memenangkan Hidup