Sapta Usaha Tani
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar
Belakang
Pertumbuhan
ekonomi di Indonesia yang berdampak langsung pada peningkatan pendapatan
perkapita penduduk telah menyebabkan meningkatnya permintaan dan konsumsi
daging, termasuk daging sapi. Hal ini tampak jelas dari pertumbuhan jumlah sapi
yang dipotong maupun daging sapi yang dikonsumsi secara nasional beberapa tahun
terakhir.
Jumlah penduduk
Indonesia saat ini sekitar 200 juta jiwa. Menurut Dirjen Bina Produksi
Peternakan ternyata setiap orang Indonesia baru mampu mengkonsumsi daging sapi
sekitar 1,7 juta kg/orang/tahun, maka untuk memenuhi daging sapi tersebut
diperlukan 1,5 juta ekor sapi lokal untuk menghasilkan daging sebanyak 350.000
ton ditambah dengan impor sapi dari Australia sebanyak 350.000 ekor yang
menghasilkan 30.000 ton daging.
. Pasokan
daging sapi dalam negeri untuk kebutuhan
konsumsi baru mencapai sekitar 60 %
dan pasokan susu dalam negeri baru
mampu menyediakan 20 %. Hal
ini disebabkan oleh kurangnya populasi sapi
potong dan sapi perah yang tersedia sebagai
bibit.
Untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas daging sapi potong di dalam Negeri, baik
yang berasal dari sapi potong impor maupun sapi potong lokal, telah banyak
berkembang akhir-akhir ini berbagai usaha penggemukan sapi potong yang
dilakukan oleh para feedlotters ataupun para peternak kecil di Indonesia. Bagi
peternak kecil, yang kebanyakan adalah petani di desa-desa, usaha penggemukan
sapi ini merupakan alternatif yang bisa di lakukan untuk menambah pendapatan
keluarga. Dengan penggemukan selama 2 sampai 6 bulan, akan dapat di peroleh
hasil berupa nilai tambah berat badan sapi potong dengan kualitas dagingnya
yang lebih baik
BAB II PEMBAHASAN
1.
PEMILIHAN
BIBIT
Dalam
menentukan pemilihan bibit sapi potong yang baik perlunya diperlukan beberapa
hal, antara lain :
1. Bangsa
dan Sifat Genetik
Setiap peternak yang
akan memelihara, membesarkan ternak
untuk dijadikan calon bibit
pertama-tama harus memilih bangsa sapi yang paling disukai atau telah popular,
baik jenis import maupun lokal. Kita telah mengetahui bahwa setiap bangsa sapi
memiliki sifat genetik yang berbeda satu dengan yang lain, baik mengenai daging
ataupun kemampuan dalam beradaptasi terhadap
lingkungan sekitarnya dalam hal
beradaptasi dengan lingkungan ini
antara lain penyesuaian iklim dan
pakan, berpangkal dari
sifat genetik suatu
bangsa sapi yang
bisa diwariskan kepada keturunannya,
maka bangsa sapi tertentu harus dipilih oleh setiap peternak sesuai dengan
tujuan dan kondisi setempat, pemilihan ini memang cukup beralasan sebab
peternak tidak akan mau menderita kerugian akibat faktor lingkungan yang
tidak menunjang. Beberapa
jenis bangsa sapi
potong yaitu : Ongole,
Peranakan Ongole, Brahman, Limousine,
Simmental, Angus, Brangus, Bali, Madura, Chorolais dan Santa
Gertrudis.
2. Kesehatan
Bangsa sapi baik sapi sebagai calon
bibit ataupun sebagai penghasil daging
harus di pilih dari sapi yang benar-benar sehat. Untuk mengetahui
kesehatan sapi secara umum, peternak bisa
memperhatikan keadaan tubuh,
sikap dan tingkah laku, pernapasan, denyut jantung, pencernaan dan
pandangan sapi.
a.
Keadaan tubuh
1.
Sapi sehat, keadaan
tubuh bulat berisi, kulit lemas.
2.
Tidak adanya
eksternal parasit pada kulit
dan bulunya, tidak ada
tanda-tanda kerusakan dan kerontokan pada bulu (licin dan mengkilat).
3.
Selaput lendir
dan gusi berwarna
merah muda, lebih
mudah bergerak bebas.
4.
Ujung hidung bersih,
basah dan dingin.
5.
Kuku tidak terasa panas
dan bengkak bila diraba.
6.
Suhu tubuh anak 39,5 C –
40 C.
b.
Sikap dan tingkah laku
1.
Sapi sehat tegap.
2.
Keempat kaki
memperoleh titik berat sama.
3.
Sapi peka terhadap
lingkungan (ada orang cepat bereaksi).
4.
Bila diberi pakan, mulut
akan dipenuhi pakan.
5.
Cara minum panjang.
6.
Sapi yang terus menerus
tiduran memberikan kesan bahwa sapi tersebut sakit atau mengalami kelelahan.
c.
Pernafasan
1.
Sapi sehat
bernafas dengan tenang dan
teratur, kecuali ketakutan,
kerja berat, udara panas dan
sedang tiduran lebih cepat.
2.
Jumlah pernafasan :
Anak sapi 30/menit, Dewasa 10-30/menit.
d.
Pencernaan.
1.
Sapi sehat memamah biak
dengan tenang sambil istirahat/ tiduran.
2.
Setiap gumpalan pakan di
kunyah 60-70 kali.
3.
Sapi sehat nafsu makan
dan minum cukup besar.
4.
Pembuangan kotoran dan
kencing berjalan lancar
5.
Bila gangguan
pencernaan, gerak perut besar berhenti atau cepat sekali.Proses memamah biak
berhenti.
e.
Pandangan mata.
1.
Sapi sehat pandangan
mata cerah dan tajam.
2.
Sapi sakit pandangan
mata sayu.
3. Seleksi calon bibit berdasarkan pengamatan/
penampilan fisik.
Bentuk atau ciri luar sapi berkorelasi positif terhadap faktor genetik
seperti laju pertumbuhan, mutu dan hasil akhir (daging). Bentuk atau ciri sapi
potong yang baik, sebagai berikut :
a.
Ukuran badan panjang dan
dalam, rusuk tumbuh panjang yang memungkinkan sapi mampu menampung jumlah
makanan yang banyak.
b.
Bentuk tubuh
segi empat, pertumbuhan
tubuh bagian depan,
tengah dan belakang serasi, garis
badan atas dan bawah sejajar.
c.
Paha sampai pergelangan
penuh berisi daging.
d.
Dada lebar dan dalam
serta menonjol ke depan.
e.
Kaki besar dan kokoh.
Pemilihan terhadap bibit sapi potong meliputi :
a.
Sifat Kualitatif
meliputi :
1) Warna bulu jantan dan betina.
2) Bentuk tanduk jantan dan betina.
3) Bentuk tubuh jantan dan betina
b.
Sifat Kuantitatif
meliputi :
1)
Berat badan jantan dan
betina.
2)
Tinggi gumba jantan dan
betina
3)
Umur jantan dan betina.
4)
Lingkar dada jantan dan
betina.
5)
Lebar dada jantan dan
betina.
6)
Panjang badan jantan dan
betina.
7)
Lingkar skrotum jantan.
Sumber:
http://disnakkeswan.sulselprov.go.id/files/documents/1402927298-Pemilihan_dan_penilaian_sapi_potong_calon_bibit.pdf
Tips dalam memilih bibit sapi potong yang unggul – Usaha
ternak sapi merupakan salah satu yang banyak ditekuni oleh masyarakat
Indonesia, khususnya ternak sapi potong, hal ini dikarenakan kebutuhan
masyarakat akan daging sapi terus mengalami peningkatan, itu pun kadang sering
terjadi keterlambatan pemasokan sebab stok sapi dilapangan kurang mencukupi
sehingga langkah yang harus diambil dengan mendatangkan sapi dari luar negeri.
Sebenarnya bila memang diupayakan dengan baik kita tidak harus melakukan import
sapi karena dengan sumber daya yang kita miliki saat ini pasti bisa mencukupi
kebutuhan akan daging sapi. Namun itu semua tidak mudah untuk dilakukan sebab
butuh waktu yang tidak singkat agar semua itu bisa terlaksana, agar semua itu
bisa tercapai seharusnya bisa dimulai dengan melakukan hal-hal kecil seperti memilih bibit sapi potong, ini
merupakan hal penting karena sapi yang nantinya memiliki bobot yang bagus
pasti dari bibit yang memiliki kualitas unggul.
Selain itu , berikut adalah tips dalam memilih bibit
sapi potong harus dilakukan adalah :
·
Membedakan jenis kelamin bibit yang akan dipilih
·
Memperhatikan proporsi badan bibit mulai dari samping,
depan, belakang, dan seluruh badannya
·
Pilih bibit dengan kepala yang terlihat besar namun
bsa seimbang dengan tubuhnya
·
Sebaiknya pilih bibit sapi yang lehernya kuat, besar,
tebal serta bergelambir
·
Sebaiknya memilih sapi yang punggungnya lurus sejajar
serta tidak bengkok atau melengkung
·
Mulut sapi tersebut terlihat datar
·
Sebaiknya pilih sapi yang tulang rusuknya tidak
melengkung kedalam karena itu artinya sapi akan terlihat seperti kurang barisi
·
Memastikan bahwa sapi jantan yang akan dipilih
memiliki 2 testis dan yang betina memiliki 4 buah bunting
·
Kaki terlihat normal, tidak cacat dan tidak pincang
2. PEMBERIAN PAKAN
·
Pengertian pakan
Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak
dan tidak mengganggu kesehatannya. Pada umumnya pengertian pakan (feed)
digunakan untuk hewan yang meliputi kuantitatif, kualitatif, kontinuitas serta
keseimbangan zat pakan yang terkandung di dalamnya. Menurut Hartanto, (2008),
pakan merupakan aspek yang penting karena 70% dari total biaya produksi
adalah untuk pakan. Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan
pembangkit tenaga bagi ternak. Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan,
makin besar tenaga yang ditimbulkan dan makin besar pula energi yang tersimpan
dalam bentuk daging.
Rasjid (2012), menyatakan bahwa pakan dapat
digolongkan ke dalam sumber protein, sumber energi dan sumber sumber serat
kasar. Hijauan pakan ternak merupakan sumber serat kasar yang utama yang
berasal dari tanaman yang berwarna hijau. Agar pakan tersebut dapat bermanfaat
bagi ternak untuk menghasilkan suatu produk, pakan harus diketahui kandungan
zat–zat yang terkandung didalamnya seperti air, karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral. Pemberian pakan berupa hijauan saja tidak mampu
meningkatkan atau memaksimalkan produksi ternak.
·
Jenis – jenis pakan
1. Hijauan
Segar
Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut langsung oleh ternak). Hijauan segar umumnya terdiri atas daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan, tanaman bijibijian/ jenis kacang-kacangan.Rumput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai ternak, mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh tinggi, terutama di daerah tropis meskipun sering dipotong/disengut langsung oleh ternak sehingga menguntungkan para peternak/pengelola ternak. Hijauan banyak mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangat berperan dalam menghasilkan energi.
Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut langsung oleh ternak). Hijauan segar umumnya terdiri atas daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan, tanaman bijibijian/ jenis kacang-kacangan.Rumput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai ternak, mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh tinggi, terutama di daerah tropis meskipun sering dipotong/disengut langsung oleh ternak sehingga menguntungkan para peternak/pengelola ternak. Hijauan banyak mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangat berperan dalam menghasilkan energi.
a. Rumput – Rumput
Rumput-
rumput ini diantaranya :
ü
Rumput Gajah
(Pennisetum purpureum)
ü
Rumput Benggala
(Penicum maximum)
ü
Rumput Setaria
(Setaria sphacelata)
ü
Rumput Brachiaria
(Brachiaria decumbens)
ü
Rumput Mexico
(Euchlena mexicana)
ü
Rumput lapangan yang
tumbuh secara liar.
b.
Kacang-kacangan
Kacang- kacang ini diantaranya :
ü
Lamtoro (Leucaena
leucocephala)
ü
Stylo (Sty-losantes
guyanensis)
ü
Centro (Centrocema
pubescens)
ü
Pueraria
phaseoloides
ü
Calopogonium
muconoides
c.
Daun-daunan:
Terdiri dari daun nangka, daun pisang, daun turi, daun petai cina dll.
Terdiri dari daun nangka, daun pisang, daun turi, daun petai cina dll.
d.
Jerami dan hijauan
kering
Termasuk kedalam kelompok ini adalah semua jenis jerami dan hijauan pakan ternak yang sudah dipotong dan dikeringkan. Kandungan serat kasarnya lebih dari 18% (jerami, hay dan kulit biji kacang-kacangan).
Termasuk kedalam kelompok ini adalah semua jenis jerami dan hijauan pakan ternak yang sudah dipotong dan dikeringkan. Kandungan serat kasarnya lebih dari 18% (jerami, hay dan kulit biji kacang-kacangan).
e.
Konsentrat (pakan
penguat)
Pakan penguat atau konsentrat yang berbentuk seperti tepung adalah sejenis pakan komplet yang dibuat
khusus untuk meningkatkan produksi dan berperan sebagai penguat. Mudah dicerna,
karena terbuat dari campuran beberapa bahan pakan sumber energi (biji-bijian,
sumber protein jenis bungkil, kacang-kacangan, vitamin dan mineral). Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pakan penguat:
1.
Ketersediaan Harga
Satuan Bahan Pakan
Beberapa bahan pakan mudah diperoleh di suatu daerah, dengan harga bervariasi, sedang di beberapa daerah lain sulit didapat. Harga perunit bahan pakan sangat berbeda antara satu daerah dan daerah lain, sehingga keseragaman harga per unit nutrisi (bukan harga per unit berat) perlu dihitung terlebih dahulu.
Beberapa bahan pakan mudah diperoleh di suatu daerah, dengan harga bervariasi, sedang di beberapa daerah lain sulit didapat. Harga perunit bahan pakan sangat berbeda antara satu daerah dan daerah lain, sehingga keseragaman harga per unit nutrisi (bukan harga per unit berat) perlu dihitung terlebih dahulu.
2.
Standar kualitas
Pakan Penguat
Kualitas pakan penguat dinyatakan dengan nilai nutrisi yang dikandungnya terutama kandungan energi dan potein. Sebagai pedoman, setiap Kg pakan penguat harus mengandung minimal 2500 Kcal energi dan 17% protein, serat kasar 12%.
Kualitas pakan penguat dinyatakan dengan nilai nutrisi yang dikandungnya terutama kandungan energi dan potein. Sebagai pedoman, setiap Kg pakan penguat harus mengandung minimal 2500 Kcal energi dan 17% protein, serat kasar 12%.
3.
Metode dan Teknik
Pembuatan
Metode formulasi untuk pakan penguat adalah metode simultan, metode segiempat bertingkat, metode aljabar, metode konstan kontrol, metode ekuasi atau metode grafik
Metode formulasi untuk pakan penguat adalah metode simultan, metode segiempat bertingkat, metode aljabar, metode konstan kontrol, metode ekuasi atau metode grafik
4.
Prosedur
Memformulasi
- Buat daftar bahan pakan yang akan digunakan, kandungan nutrisinya (energi, potein), harga per unit berat, harga per unit energi dan harga per unit protein
- Tentukan standar kualitas nutrisi pakan penguat yang akan dibuat.
- Memformulasi, dilakukan pada form formulasi
- Tentukan sebanyak 2% (pada kolom %) bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral
- Tentukan sebanyak 30% bahan pakan yang mempunyai kandungan energi lebih tinggi daripada kandungan energi pakan penguat, tetapi harga per unit energinya yang paling murah (dapat digunakan lebih dari 1 macam bahan pakan).
- Jumlahkan (% bahan, Kcal energi, % protein dan harganya), maka 50% formula sudah diperoleh
- Lakukan pengecekan kualitas dengan membandingkan kualitas nutrisi %0% formula dengan kualitas nutrisi 50% pakan penguat.
Contoh dari pakan konsentrat adalah dedak padi, jagung giling, bungkil kelapa, garam dan mineral.
- Buat daftar bahan pakan yang akan digunakan, kandungan nutrisinya (energi, potein), harga per unit berat, harga per unit energi dan harga per unit protein
- Tentukan standar kualitas nutrisi pakan penguat yang akan dibuat.
- Memformulasi, dilakukan pada form formulasi
- Tentukan sebanyak 2% (pada kolom %) bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral
- Tentukan sebanyak 30% bahan pakan yang mempunyai kandungan energi lebih tinggi daripada kandungan energi pakan penguat, tetapi harga per unit energinya yang paling murah (dapat digunakan lebih dari 1 macam bahan pakan).
- Jumlahkan (% bahan, Kcal energi, % protein dan harganya), maka 50% formula sudah diperoleh
- Lakukan pengecekan kualitas dengan membandingkan kualitas nutrisi %0% formula dengan kualitas nutrisi 50% pakan penguat.
Contoh dari pakan konsentrat adalah dedak padi, jagung giling, bungkil kelapa, garam dan mineral.
·
Kebutuhan dan
konsumsi pakan
1. Kebutuhan Pakan.
Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban nisbi udara) serta bobot badannya. Maka, setiap ekor ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda pula.Rekomendasi yang diberikan oleh Badan Penelitian Internasional (National Research Council) mengenai standardisasi kebutuhan ternak terhadap pakan dinyatakan dengan angka-angka kebutuhan nutrisi ternak ruminansia. Rekomendasi tersebut dapat digunakan sebagai patokan untuk menentukan kebutuhan nutrisi ternak ruminansia, yang akan dipenuhi oleh bahan-bahan pakan yang sesuai/bahan-bahan pakan yang mudah diperoleh di lapangan.
2. Konsumsi Pakan
Ternak ruminansia yang normal (tidak dalam keadaan sakit/sedang berproduksi), mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan kebutuhannya untuk mencukupi hidup pokok. Kemudian sejalan dengan pertumbuhan, perkembangan kondisi serta tingkat produksi yang dihasilkannya, konsumsi pakannya pun akan meningkat pula.Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (kondisi ternak itu sendiri).
a. Temperatur Lingkungan
Ternak ruminansia dalam kehidupannya menghendaki temperatur lingkungan yang sesuai dengan kehidupannya, baik dalam keadaan sedang berproduksi maupun tidak. Kondisi lingkungan tersebut sangat bervariasi dan erat kaitannya dengan kondisi ternak yang bersangkutan yang meliputi jenis ternak, umur, tingkat kegemukan, bobot badan, keadaan penutup tubuh (kulit, bulu), tingkat produksi dan tingkat kehilangan panas tubuhnya akibat pengaruh lingkungan.
Apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan hidupnya, maka akan terjadi pula perubahan konsumsi pakannya. Konsumsi pakan ternak biasanya menurun sejalan dengan kenaikan temperatur lingkungan. Makin tinggi temperatur lingkungan hidupnya, maka tubuh ternak akan terjadi kelebihan panas, sehingga kebutuhan terhadap pakan akan turun. Sebaliknya, pada temperatur lingkungan yang lebih rendah, ternak akan membutuhkan pakan karena ternak membutuhkan tambahan panas. Pengaturan panas tubuh dan pembuangannya pada keadaan kelebihan panas dilakukan ternak dengancara radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.
b. Palatabilitas
Palatabilitas merupakan sifat performansi bahan-bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya. Hal inilah yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya. Ternak ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis dan hambar daripada asin/pahit. Mereka juga lebih menyukai rumput segar bertekstur baik dan mengandung unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) lebih tinggi.
c. Selera
Selera sangat bersifat internal, tetapi erat kaitannya dengan keadaan “lapar”. Pada ternak ruminansia, selera merangsang pusat saraf (hyphotalamus) yang menstimulasi keadaan lapar. Ternak akan berusaha mengatasi kondisi ini dengan cara mengkonsumsi pakan. Dalam hal ini, kadang-kadang terjadi kelebihan konsumsi (overat) yang membahayakan ternak itu sendiri.
d. Status fisiologi
Status fisiologi ternak ruminansia seperti umur, jenis kelamin, kondisi tubuh (misalnya bunting atau dalam keadaan sakit) sangat mempengaruhi konsumsi pakannya
e. Konsentrasi Nutrisi
Konsentrasi nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan adalah konsentrasi energi yang terkandung di dalam pakan. Konsentrasi energi pakan ini berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya. Makin tinggi konsentrasi energi di dalam pakan, maka jumlah konsumsinya akan menurun. Sebaliknya, konsumsi pakan akan meningkat jika konsentrasi energi yang dikandung pakan rendah
f. Bentuk Pakan
Ternak ruminansia lebih menyukai pakan bentuk butiran (hijauan yang dibuat pellet atau dipotong) daripada hijauan yang diberikan seutuhnya. Hal ini berkaitan erat dengan ukuran partikel yang lebih mudah dikonsumsi dan dicerna. Oleh karena itu, rumput yang diberikan sebaiknya dipotong-potong menjadi partikel yang lebih kecil dengan ukuran 3-5 cm.
g. Bobot Tubuh
Bobot tubuh ternak berbanding lurus dengan tingkat konsumsi pakannya. Makin tinggi bobot tubuh, makin tinggi pula tingkat konsumsi terhadap pakan. Meskipun demikian, kita perlu mengetahui satuan keseragaman berat badan ternak yang sangat bervariasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengestimasi berat badannya, kemudian dikonversikan menjadi “berat badan metabolis” yang merupakan bobot tubuh ternak tersebut. Berat badan ternak dapat diketahui dengan alat timbang. Dalam praktek di lapangan, berat badan ternak dapat diukur dengan cara mengukur panjang badan dan lingkar dadanya. Kemudian berat badan diukur dengan menggunakan formula:Berat badan = Panjang badan (inci) x Lingkar Dada2 (inci) / 661 Berat badan metabolis (bobot tubuh) dapat dihitung dengan cara meningkatkan berat badan dengan nilai 0,75Berat Badan Metabolis = (Berat Badan)0,75
1. Kebutuhan Pakan.
Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban nisbi udara) serta bobot badannya. Maka, setiap ekor ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda pula.Rekomendasi yang diberikan oleh Badan Penelitian Internasional (National Research Council) mengenai standardisasi kebutuhan ternak terhadap pakan dinyatakan dengan angka-angka kebutuhan nutrisi ternak ruminansia. Rekomendasi tersebut dapat digunakan sebagai patokan untuk menentukan kebutuhan nutrisi ternak ruminansia, yang akan dipenuhi oleh bahan-bahan pakan yang sesuai/bahan-bahan pakan yang mudah diperoleh di lapangan.
2. Konsumsi Pakan
Ternak ruminansia yang normal (tidak dalam keadaan sakit/sedang berproduksi), mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan kebutuhannya untuk mencukupi hidup pokok. Kemudian sejalan dengan pertumbuhan, perkembangan kondisi serta tingkat produksi yang dihasilkannya, konsumsi pakannya pun akan meningkat pula.Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (kondisi ternak itu sendiri).
a. Temperatur Lingkungan
Ternak ruminansia dalam kehidupannya menghendaki temperatur lingkungan yang sesuai dengan kehidupannya, baik dalam keadaan sedang berproduksi maupun tidak. Kondisi lingkungan tersebut sangat bervariasi dan erat kaitannya dengan kondisi ternak yang bersangkutan yang meliputi jenis ternak, umur, tingkat kegemukan, bobot badan, keadaan penutup tubuh (kulit, bulu), tingkat produksi dan tingkat kehilangan panas tubuhnya akibat pengaruh lingkungan.
Apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan hidupnya, maka akan terjadi pula perubahan konsumsi pakannya. Konsumsi pakan ternak biasanya menurun sejalan dengan kenaikan temperatur lingkungan. Makin tinggi temperatur lingkungan hidupnya, maka tubuh ternak akan terjadi kelebihan panas, sehingga kebutuhan terhadap pakan akan turun. Sebaliknya, pada temperatur lingkungan yang lebih rendah, ternak akan membutuhkan pakan karena ternak membutuhkan tambahan panas. Pengaturan panas tubuh dan pembuangannya pada keadaan kelebihan panas dilakukan ternak dengancara radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.
b. Palatabilitas
Palatabilitas merupakan sifat performansi bahan-bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya. Hal inilah yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya. Ternak ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis dan hambar daripada asin/pahit. Mereka juga lebih menyukai rumput segar bertekstur baik dan mengandung unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) lebih tinggi.
c. Selera
Selera sangat bersifat internal, tetapi erat kaitannya dengan keadaan “lapar”. Pada ternak ruminansia, selera merangsang pusat saraf (hyphotalamus) yang menstimulasi keadaan lapar. Ternak akan berusaha mengatasi kondisi ini dengan cara mengkonsumsi pakan. Dalam hal ini, kadang-kadang terjadi kelebihan konsumsi (overat) yang membahayakan ternak itu sendiri.
d. Status fisiologi
Status fisiologi ternak ruminansia seperti umur, jenis kelamin, kondisi tubuh (misalnya bunting atau dalam keadaan sakit) sangat mempengaruhi konsumsi pakannya
e. Konsentrasi Nutrisi
Konsentrasi nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan adalah konsentrasi energi yang terkandung di dalam pakan. Konsentrasi energi pakan ini berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya. Makin tinggi konsentrasi energi di dalam pakan, maka jumlah konsumsinya akan menurun. Sebaliknya, konsumsi pakan akan meningkat jika konsentrasi energi yang dikandung pakan rendah
f. Bentuk Pakan
Ternak ruminansia lebih menyukai pakan bentuk butiran (hijauan yang dibuat pellet atau dipotong) daripada hijauan yang diberikan seutuhnya. Hal ini berkaitan erat dengan ukuran partikel yang lebih mudah dikonsumsi dan dicerna. Oleh karena itu, rumput yang diberikan sebaiknya dipotong-potong menjadi partikel yang lebih kecil dengan ukuran 3-5 cm.
g. Bobot Tubuh
Bobot tubuh ternak berbanding lurus dengan tingkat konsumsi pakannya. Makin tinggi bobot tubuh, makin tinggi pula tingkat konsumsi terhadap pakan. Meskipun demikian, kita perlu mengetahui satuan keseragaman berat badan ternak yang sangat bervariasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengestimasi berat badannya, kemudian dikonversikan menjadi “berat badan metabolis” yang merupakan bobot tubuh ternak tersebut. Berat badan ternak dapat diketahui dengan alat timbang. Dalam praktek di lapangan, berat badan ternak dapat diukur dengan cara mengukur panjang badan dan lingkar dadanya. Kemudian berat badan diukur dengan menggunakan formula:Berat badan = Panjang badan (inci) x Lingkar Dada2 (inci) / 661 Berat badan metabolis (bobot tubuh) dapat dihitung dengan cara meningkatkan berat badan dengan nilai 0,75Berat Badan Metabolis = (Berat Badan)0,75
·
Sistem pemberian pakan
Dalam memilih bahan pakan, beberapa pengetahuan penting berikut ini
harus diketahui sebelumnya yaitu :
1.
Bahan pakan harus mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat di
daerah sekitar sehingga tidak menimbulkan masalah biaya transportasi dan
kesulitan mencarinya;
2.
Bahan pakan harus terjamin ketersediaannya sepanjang waktu dalam
jumlah yang mencukupi keperluan;
3.
Bahan pakan harus mempunyai harga yang layak dan sedapat
mungkin mempunyai fluktuasi harga yang tidak besar;
4.
Bahan pakan diusahakan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia
yang sangat utama. Seandainya harus menggunakan bahan pakan tersebut maka
usahakanlah agar digunakan satu macam saja;
5.
Bahan pakan harus dapat diganti dengan bahan pakan lain yang
kandungan zat-zat makanannya hampir setara;
6.
Bahan pakan tidak mengandung racun dan tidak dipalsukan atau tidak
menampakkan perbedaan warna, bau atau rasa dari keadaan normalnya.
Pemberian pakan dapat dilakukan dengan 3 cara: yaitu
penggembalaan (Pasture fattening), kereman (dry lot faatening)
dan kombinasi cara pertama dan kedua :
1. Sistem Penggembalaan (Pasture
Fattening), adalah sistem penggembalaan dengan melepas sapi-sapi di
padang rumput, yang biasanya dilakukan di daerah yang mempunyai tempat
cukup luas, dan memerlukan waktu sekitar 5-7 jam per hari untuk
mengembalakan ternak.
2.
Sistem kereman (dry lot fattening) adalah sistem yang
menggembalakan ternak di dalam kandang, Ternak tidak dilepas, pakan dapat
diberikan dengan cara dijatah/ disuguhkan. Sapi yang dikandangkan dan
pakan diperoleh dari ladang, sawah/tempat lain. Setiap hari sapi memerlukan
pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1% -
2% dari berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil
kelapa, gaplek, ampas tahu yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam rumput
di tempat pakan. Selain itu, dapat ditambah mineral sebagai penguat berupa
garam dapur, kapur. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah dan
perbandingan tertentu.
3. Sistem kombinasi cara
pertama dan kedua adalah sistem ternak tersebut digembalakan dan dikandangkan.
Pemberian pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan
keraman. Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi menjadi 3 kategori,
yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar adalah
rumput-rumputan, kacang-kacangan (leguminosa) dan tanaman hijau lainnya. Rumput
yang baik untuk pakan sapi adalah rumput gajah, rumput raja (king grass), daun turi,
daun lamtoro.
·
Pemberian pakan per hari
Dalam
usaha budidaya ternak, hewan ternak membutuhkan zat makanan yang mengandung
protein dan energi. Pakan ternak ruminansia meliputi hijauan rumput-rumputan
sebagai sumber energi dan hijauan leguminosa sebagai sumber protein serta dapat
disertakan pakan tambahan konsentrat. Rumput atau campuran rumput dan
leguminosa diberikan dengan perbandingan 10 bagian leguminosa. Pada prinsipnya,
hijauan diberikan 10 persen dari berat badan sapi, yakni antara 30 sampai 40 kg
per ekor perhari. Pemberiannya sebanyak 2 sampai 3 kali sehari. Pakan tambahan
( konsentrat ) diberikan 3 sampai 4 bulan menjelang akhir penggemukan. Umumnya
diberikan sebanyak 1,5 % dari berat badan hidup atau 3 sampai 4 kg per ekor per
hari. Pemberiannya pada pagi hari atau siang hari. Cara pemberian yang baik
adalah, dengan menggunakan tempat pakan guna menghindari ransom yang
berserakan. Minuman harus bersih dan selalu tersedia. Pemberian garam dapur
sekedar saja yang disediakan dalam bentuk batangan ditaruh ditempat makan (
akan dijilat sendiri ) rumput yang diberikan pada sapi kereman harus dalam
bentuk potongan antara 10 cm sampai 20 cm.
Hijauan rumput yang biasa dijadikan pakan ternak seperti rumput alam, rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput setaria (Setaria sphacelata), rumput benggala, rumput raja (Pennisetum purpureophoides). Sedangkan jenis leguminosa seperti lamtoro (Leucaena leucocephala), kaliandra (Calliandra calothyrsus Meissn), gamal (Gliricidia sepium), turi (Sesbania grandiflora), albesia. Sisa hasil pertanian yang dapat dijadikan sumber hijauan pakan ternak seperti jerami padi, daun dan tongkol jagung, jerami kacang tanah. Jerami padi mempunyai kadar serat yang tinggi dan kadar energi rendah sehingga nilai cernanya rendah. Untuk itu diperlukan suatu perlakuan agar mudah dicerna yaitu dengan proses fermentasi.
Produktivitas ternak ruminansia dapat diperbaiki dengan memanfaatkan mikroorganisme/probiotik dalam pakan guna meningkatkan kualitas pakan dan memperbaiki kondisi rumen. Ada dua cara pengolahan hijauan pakan ternak yaitu melalui pengawetan dan melalui teknologi pengkayaan nutrisi (khusus untuk limbah hasil pertanian/perkebunan).
Hijauan rumput yang biasa dijadikan pakan ternak seperti rumput alam, rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput setaria (Setaria sphacelata), rumput benggala, rumput raja (Pennisetum purpureophoides). Sedangkan jenis leguminosa seperti lamtoro (Leucaena leucocephala), kaliandra (Calliandra calothyrsus Meissn), gamal (Gliricidia sepium), turi (Sesbania grandiflora), albesia. Sisa hasil pertanian yang dapat dijadikan sumber hijauan pakan ternak seperti jerami padi, daun dan tongkol jagung, jerami kacang tanah. Jerami padi mempunyai kadar serat yang tinggi dan kadar energi rendah sehingga nilai cernanya rendah. Untuk itu diperlukan suatu perlakuan agar mudah dicerna yaitu dengan proses fermentasi.
Produktivitas ternak ruminansia dapat diperbaiki dengan memanfaatkan mikroorganisme/probiotik dalam pakan guna meningkatkan kualitas pakan dan memperbaiki kondisi rumen. Ada dua cara pengolahan hijauan pakan ternak yaitu melalui pengawetan dan melalui teknologi pengkayaan nutrisi (khusus untuk limbah hasil pertanian/perkebunan).
Sumber
: htpp://chalikchadit.blogspot.com
3.
KANDANG YANG BAIK UNTUK SAPI POTONG
Fungsi dan Persyaratan Kandang
1.
Fungsi kandang :
a) Melindungi
ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang ekstrim (panas, hujan dan angin)
b) Mencegah dan
melindungi ternak dari penyakit.
c) Menjaga
keamanan ternak dari pencurian.
d) Memudahkan
pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti pemberian pakan, minum,
pengelolaaan kotoran/limbah dan perkawinan.
e) Meningkatkan
efisiensi penggunaan tenaga kerja.
2.
Persyaratan
kandang Pembuatan kandang untuk sapi potong
perlu memperhatikan beberapa persyaratan antara lain dari segi teknis,
ekonomis, kesehatan kandang (ventilasi kandang, pembuangan kotoran), efisiensi
pengelolaan dan kesehatan lingkungan sekitarnya.
a)
Pemilihan lokasi: Pertimbangan yang harus dilakukan
dalam memilih lokasi antara lain adalah : Ketersediaan sumber air untuk minum,
memandikan dan membersihkan kandang ternak, dan dekat dengan sumber pakan,
kemudahan akses transportasi untuk penyediaan pakan dan pemasaran, tersedia
areal untuk perluasan jika dibutuhkan, lokasi lebih tinggi dari sekelilingnya
sehingga memudahkan untuk pembuangan limbah dan menghindari genangan air pada
waktu hujan, jarak kandang dengan bangunan umum dan perumahan minimal 10
m, tidak mengganggu kesehatan lingkungan, relatif jauh dari jalan umum dan
limbah ternak dapat tersalur dengan baik.
b)
Konstruksi: Konstruksi sangat menentukan ketahanan bangunan, kandang harus
dibuat sekokoh mungkin sehingga mampu menahan beban dan benturan serta dorongan
yang kuat dari ternak, mudah dibersihkan, mempunyai sirkulasi udara yang baik
sehingga tidak lembab dan tersedia tempat penampungan kotoran beserta saluran
drainasenya. Kandang dan perlengkapan ditata dengan baik sehingga dapat
memberikan kenyamanan pada ternak serta memudahkan peternak bekerja untuk
memberi pakan, minum, membuang kotoran dan menangani kesehatan ternak.
Konstruksi kandang dirancang sesuai
dengan agroklimat wilayah setempat, tujuan pemeliharaan, dan status
fisiologis ternak. Untuk dataran tinggi model kandang sapi potong yang baik
adalah lebih tertutup untuk melindungi ternak dari cuaca dingin, sedangkan
untuk dataran rendah.
Perkandangan Sapi yang Ideal
1.
Tata letak kandang Letak kandang harus lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya
agar tidak tergenang, selain itu juga memudahkan pembuangan limbah cair. Untuk
kandang satu baris lebih baik jika kepala sapi menghadap ke timur, walaupun
belum ada penelitian akan hal ini tetapi dari pengalaman sapi yang menghadap ke
timur hasilnnya akan lebih baik. Jika kandang dua baris maka kandang membujur
utara selatan. (Krishadi,R, 2013)
2. Bahan kandang: Bahan kandang hendaknya
disesuaikan dengan tujuan usaha dan kemampuan ekonomi. Dalam memilih bahan
kandang hendaknya dipilih bahan lokal yang banyak tersedia dan minimal tahan
digunakan untuk jangka waktu 5-10 tahun.
Bagian-bagian kandang :
a)
Lantai kandang.
Lantai
kandang harus kuat, ahan lama, tidak licin dan tidak terlalu kasar, mudah
dibersihkan dan mampu menopang beban yang ada diatasnya. Lantai kandang dapat
berupa tanah yang dikeraskan, beton, pasir semen (PC) dan kayu yang kedap air.
Tingkat kemiringan lantai kandang sangat penting untuk menjaga drainase
kandang., tingkat kemiringan lantai tidak boleh lebih dari 5% artinya perbedaan
tinggi antara lantai depan dengan lantai belakang pada setiap panjang lantai
per meter tidak boleh lebih dari 5 cm.. Konstruksi lantai kandang yang baik.
Sumber: Krishadi,R, (2013)
b)
Kerangka kandang.
Kerangka kandang dapat dibuat dari bahan yang
tersedia di tempat seperti kayu turi, kelapa, pinang dan bambu dan disesuaikan
dengan tujuan pemeliharaan dan kondisi yang ada.
c) Atap kandang
Atap kandang dapat dibuat dari bahan
yang murah seperti atap alang-alang, daun kelapa atau mengunakan seng dan
asbes. Untuk atap yang berasal dari daun kelapa dan alang-alang perlu
lebih miring berkisar 30% sehingga air hujan yang jatuh dapat segera mengalir
sedangkan atap seng dan asbes kemiringan minimal 15% untuk dapat menjamin air
hujan dapat mengalir dengan baik. Untuk daerah kering beriklim kering
sebaiknya ketingggian atap minimal 3,5 meter untuk menjamin sirkulasi udara di
dalam kandang.
Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau
tunggal.
Pada kandang tipe tunggal,
penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara
kandang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling
berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut
biasanya dibuat jalur untuk jalan. Kandang tipe ganda yang saling membelakangi.
Ciri-ciri
kandang yang baik untuk peternakan sapi potong
·
Kandang penggemukan biasanya berbentuk tunggal apabila
kapasitas ternak yang dipelihara hanya sedikit. Namun untuk kegiatan
penggemukan bersifat komersial, ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar
sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak.
·
Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah
1,5×2 m, untuk sapi betina dewasa adalah 1,8×2 m dan untuk anak sapi cukup
1,5×1 m per ekor.
·
Bagian dari perlengkapan kandang adalah tempat pakan
dan minum, yang sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih dibawah atap.
·
Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan
yang diberikan tidak diinjak-injak. · Untuk sapi dewasa, tinggi kaki tempat
pakan 50 cm, tinggi tempat pakan 40 cm sehingga total tinggi bagian depan
menjadi 90 cm, lebar tempat pakan 40 cm dan panjang menyesuaikan lebar
kandang.
·
Untuk sapi
sapihan sampai dara tinggi kaki <50 cm dan ukuran lainnya sama dengan sapi
dewasa.
·
Tempat air minum sebaiknya dibuat permanen dari semen
berbentuk bundar tinggi 50 cm. Gambar 7. Denah kandang kolektif
Fasiltas
yang diperlu disediakan untuk mendukung perbaikan produksi terna:
a) Kandang
jepit. Bahan kayu balok, besi dan bahan lain yang kokoh (10 cm x 12 cm).
Ukuran; panjang 200 cm, lebar 70 cm dan tinggi 130 cm, lantai semen kasar/tidak
licin, dinding terbuka (6 cm x 12 cm) , minimal sebanyak 3 palang setiap sisi.
b) Kandang
kawin,diusahakan kokoh/kuat dibuat dari bahan lokal, murah dan dapat bertahan
lama, ukuran minimal 4 x 6 m untuk kapasitas tampung 4 ekor : seekor pejantan
dengan 3 ekor betina, menampung proses perkawinan malam hari, kandang kawin
sebaiknya disediakan tempat pakan dan minum.
c) Kandang
sapih Untuk kelompok kandang dengan jumlah induk 50 sampai 100 ekor dapat
dibuat kadang sapih berukuran 3 x 4 m.. Kandang sapih disediakan tempat pakan
dan minum, jika tidak memiliki kandang sapih, penyapihan dapat dilakukan dengan
cara induk dan anak diikat terpisah diusahakan agar anak tidak dapat menyusu
pada induknya selama 21 hari
d) Kandang
pejantan Kandang pejantan berukuran 3 x 4 m, diusahakan kokoh/kuat, dinding
terbuka, lantai padat , dan disediakan tempat pakan dan minum.
e) Rumah
kompos Untuk jumlah ternak 50-100 ekor diperlukan ukuran kotak tampung kotoran
6 m x 4 m x 1 m.
Sapi adalah salah satu komoditi
peternakan yang menjadi andalan sumber protein hewani berupa daging maupun susu
yang cukup familiar di masyarakat. Dalam pemeliharaan ternak sapi, salah
satu penghambat yang sering dihadapi adalah penyakit.
Sapi sehat biasanya ditandai dengan keadaan dalam
tubuh ternak tersebut berfungsi dengan baik. Kondisi dimana aliran cairan di
dalam tubuhnya berfungsi baik dalam mendukung penyusunan sel - sel penting di
dalamnya. Dengan rutin memperhatikan keadaan sapi serta lingkungan dan cepat
tanggap niscaya sapi akan selalu sehat dan normal.
Beragam faktor dapat mempengaruhi kesehatan
sapi. Namun diantara beragam faktor tersebut, lingkungan dan penularan
merupakan faktor yang paling banyak membuat ternak sapi terserang penyakit. “
Mencegah lebih baik daripada mengobati “, itulah yang harus digaris bawahi.
Untuk faktor lingkungan, layak diperhatikan keadaan kelembaban kandang,
kebersihan lantainya, posisi ventilasi dan aliran udara, apakah sinar matahari
pagi masuk dengan baik ke dalam kandang atau tidak. Pakan juga merupakan salah
satu penyebab sapi terserang penyakit, oleh karenanya prosentase dan
keseimbangan pakan layak dipertimbangkan dengan matang.
Lengah pada salah satu hal diatas,
maka potensi keuntungan juga akan berkurang karena pengobatan penyakit pada
ternak sapi tidak semudah yang dibayangkan, apalagi jika terlambat sapi bisa
mati. Untuk mencegah semua kemungkinan diatas, kontrol yang ketat dan
pengecekan setiap hari diperlukan.
Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit pada sapi
perah dan sapi potong serta cara pengobatan dan pencegahannya.
PENYAKIT ANTHRAX
Penyakit antrax adalah jenis
penyakit yang sangat berbahaya dan dapat menular pada manusia. Biasanya
kategori penyakit seperti ini disebut zoonosis. Penyakit ini disebabkan
oleh bakteri Bacillus Anthracis yang masuk ke dalam tubuh melalui pakan
dan air minum. Selain melalui pakan dan air minum yang tidak bersih, bakteri
antrax bisa masuk ke dalam tubuh sapi lewat tanah yang tercemar bakteri dan
masuk melalui pernafasan atau luka pada sapi. Bakteri antrax adalah bakteri
yang daya tahannya luar biasa, disinfektan dan panas terkadang tidak mampu
melawan bakteri ini. Penyebarannya juga sangat cepat apabila sapi tersebut
kurang makan dan kelelahan, apalagi saat musim panas. Penyakit ini bisa
menyerang semua sapi dari berbagai tingkatan umur dan bisa menular kepada
manusia.
Bila sapi sudah terkena antrax, sebaiknya manusia
tidak mendekat dan harus berhati - hati dalam penanganannya. Bakteri dapat
menular pada manusia melalui luka, pernafasan (jika menghirup bulu sapi yang
terserang).
-
Ciri dan Gejala umum Antrax pada sapi adalah sebagai berikut :
- Sapi demam, lemah dan mudah jatuh/ambruk
- Radang pada bagian limpa dan akhirnya sapi menjadi diare
- Banyak pendarahan di beberapa bagian tubuh, biasanya berwarna hitam (pada lubang hidung dan mulut, pori - pori dan pada lubang anus sapi)
- Nafas tersengah – sengah
- Pembengkakan pada bagian bawah perut
- Bila sudah akut, sapi akan mati mendadak
-
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Antrax pada sapi :
- Vaksinasi spora avirulen secara berkala tiap tahun pada sapi yang belum terkena
- Pengecekan, pembersihan dan karantina jika pada suatu daerah sudah terkena antrax
- Jangan memberi makan sapi dengan akarnya, biasanya hijauan. Berikan rumputnya saja
- Jangan sering - sering kontak fisik dengan ternak jika tidak benar - benar darurat
- Jika sapi sudah terkena, berikan antibiotik dengan spektrum luas seperti Penisilin G, Oxytetracyclin, Streptomycin
- Hewan yang sudah mati jangan dibedah, jangan memegang langsung bagian luka. Langsung kubur saja bila perlu bakar bangkainya.
PENYAKIT SURRA
Penyakit surra merupakan penyakit
parasit yang disebabkan oleh protozoa Trypanosoma evansi. Parasit ini hidup
dalam darah induk semang dan memperoleh glukosa sehingga dapat menurunkan kadar
glukosa darah induk semangnya. Menurunnya kondisi tubuh sapi akibat cekaman
misalnya stress, kekurangan pakan, kelelahan, kedinginan dan sebagainya
merupakan faktor yang memicu kejadian penyakit ini. Penularan terjadi secara
mekanis dengan perantaraan lalat penghisap darah seperti Tabanidae,
Stomoxys, Lyperosia, Charysops dan Hematobia serta jenis arthropoda yang
lain seperti kutu dan pinjal.
Penyakit surra sering menyerang sapi pada musim hujan
dimana kondisi kekebalan sapi sering turun dan melemah .
-
Ciri Dan Gejala Umum Penyakit Surra pada sapi adalah sebagai berikut:
- Gerakan sapi menjadi tidak aturan (sempoyongan, jalan berputar putar/mubeng) jika sudah parah sering kejang – kejang
- Selaput lendir menguning
- Tidak ada nafsu makan dan bulu rontok
- Demam dan cepat lelah
-
Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Surra pada sapi :
- Penyemprotan insektisida di kandang ternak (biasanya sejenis asuntol) untuk mencegah datangnya serangga penghisap darah.
- Hindarkan kandang sapi dari tempat yang rawan menjadi sarang serangga (parit dan tempat lembab)
- Sisa - sisa pakan ternak jangan sampai membusuk di kandang
- Bila sapi luka, jangan sampai dibiarkan infeksi dan menjadi makanan bagi lalat
- Karantina sapi yang sakit dan berikan obat berupa atocyl maupun artosol, namun dalam penggunaannya hendaknya melalui konsultasi dengan dokter hewan setempat
PENYAKIT KEMBUNG PERUT (BLOAT)
Penyakit kembung perut disebabkan
oleh macetnya saluran gas dalam tubuh sapi, akibatnya pencernaan tidak lancar
dan bagian perut rumen membesar. Ini dapat dilihat dari bagian perut sapi
sebelah kiri, apabila sapi kembung pasti akan terlihat membesar. Penyakit
kembung perut yang diderita sapi, dapat menyebabkan kematian karena struktur
organ sapi yang unik. Dimana pada sapi, jantungnya terletak disebelah kanan
perut, bukan dibagian dada seperti halnya manusia. Hal tersebut akhirnya
menyebabkan jantung sapi terhimpit oleh angin dan asam lambung saat menderita
kembung. Karena kembung yang terjadi, mendesak dan mengakibatkan perut sapi
membesar kesamping. Kematian pada sapi yang menderita kembung perut,
biasanya rentan terjadi karena ketidaktahuan dan salah penanganan oleh
peternak. Saat sapi mengalami kelumpuhan dengan perut yang kembung, banyak
peternak yang memposisikan sapi mereka telentang. Hal itu menyebabkan, jantung
sapi terhimpit dengan lebih cepat.
Penyebab utama sapi terserang kembung adalah rumput -
rumputan yang basah, kurang berserat. Oleh karenanya seleksi hijauan mutlak
diperlukan dan berikan presentase hijauan jenis leguiminose maksimal lima puluh
persen.
-
Ciri dan Gejala Umum Penyakit Kembung Perut / Bloat pada sapi:
- Perut bagian kiri membesar karena gas tidak dapat keluar
- Pernafasan terganggu karena organ pernafasan ditekan oleh membesarnya rumen
- Gerakan kurang lincah dan sering terjatuh
- Dalam kondisi parah, hewan bisa lumpuh dan mati
-
Pencegahan dan Pengobatan Kembung Perut pada sapi :
- Jangan biasa memberikan pakan rumput yang masih basah, terutama di pagi hari
- Kurangi prosentase pemberian leguminose hijauan
- Jerami kering berikan di pagi hari sebelum memakan hijauan jenis lain
- Usahakan ternak banyak bergerak sehingga mengurangi gas pada lambung
- Cara pengobatan yang biasa diberikan adalah anti bloat yang mengandung dimethicone dan minyak nabati yang berasal dari kacang tanah. Minyak nabati bisa disuntikkan pada sapi yang terkena bloat
- Konsultasikan pada dokter hewan untuk penggunaan obat yang tepat
PENYAKIT DEMAM
Demam ini umum disebut demam 3 hari.
Istilah kedokterannya adalah BOVINE EPHEMERAL FEVER (BEF). Penyebab demam
BEF ini adalah gigitan lalat Cullicoides sp dan nyamuk Culex Sp.
Penyakit ini tergolong mudah diatasi dan tidak menular terutama bagi manusia.
-
Ciri dan Gejala Umum Penyakit Demam (BEF) pada sapi adalah :
- Sapi terlihat lemah dan lesu
- Sapi demam tinggi dan terkesan pincang
- Susah bergerak dan berdiri
- Sesak dan gemetaran
- Timbul cairan pada bagian hidung dan mata ternak
- Nafsu makan menurun
- Pada sapi perah, produksi susu akan menurun
-
Pencegahan dan Pengobatan Demam pada sapi :
- Lingkungan yang bersih
- Penggunaan insektisida pada kandang
- Berikan obat penurun panas dan usahakan sapi banyak minum air
- Obat tradisional bagi BEF adalah pemberian gula merah dan garam dapur dan diminumkan pada sapi.
- Tetap konsultasi pada dokter hewan untuk lebih baiknya.
- Daging boleh dipotong dan dikonsumsi
PENYAKIT INGUSAN (MALIGNANT CATHARRAL FEVER)
Penyakit ini ditularkan melalui virus Gamma
Herpesvirinae dan penularan virus dari ternak jenis domba. Biasanya
menyerang sapi yang sering digembalakan bercampur dengan ternak lain seperti
domba dan kambing. Biasanya domba yang sudah terserang tidak menunjukkan gejala
apapun, tetapi meninggalkan virus tersebut melalui bekas pakan yang telah
dikunyah dan dimuntahkan kembali. Sapi yang memakan bekas makanan tersebut akan
dapat terkena penyakit ingusan.
-
Ciri dan Gejala Umum Penyakit Ingusan pada sapi biasanya adalah :
- Timbul cairan pada bagian hidung dan mata ternak, lama kelamaan akan berubah dari encer menjadi lebih kental
- Ternak mulai terlihat meneteskan air liur
- Bagian moncong kering dan terkadang keluar nanah
- Ternak terdengar sulit bernafas dan gemetar
- Bagian mata terlihat keruh dan cenderung memutih
- Jika sudah parah kulit ternak seperti terkelupas
- Sapi berjalan sempoyongan dan lemah, jaringan tubuh rusak dan sapi terlihat kurus
- Jika dibiarkan maka sapi akan lumpuh total dan mati
-
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Ingusan pada sapi :
- Jangan sering menggembalakan sapi bersamaan dengan domba atau kambing
- Jauhkan kandang sapi dari kandang domba yang baru datang dan belum divaksinasi
- Kontrol kebersihan pakan yang akan dikonsumsi oleh sapi
- Jaga kebersihan dan sanitasi kandang
- Pisahkan dan karantina sapi yang terserang
- Usaha yang bisa kita lakukan adalah dengan pencegahan infeksi dengan antibiotik sehingga gejala tidak meluas
- Penyakit ini belum ada obat yang mampu menghilangkan secara keseluruhan, namun dapat hilang sendiri jika penanganan kita cepat dan sapi dipelihara dengan baik
- Usahakan penanganan secara langsung setelah terlihat gejala ringan, biasanya 4 hari setelah terserang sapi akan semakin memburuk
- Konsultasikan pada dokter hewan terkait pemakaian obat. Ingat, obati secara langsung setelah terlihat gejala ingusan, jangan terlambat.
- Ternak yang mati tetap dapat dipotong dan dikonsumsi, namun bagian yang terinfeksi harus dibuang.
PENYAKIT KUDIS (SCABIES)
Penyakit Kudis (Scabies) merupakan
penyakit zoonoisis dan dapat menular pada manusia. Biasanya
disebabkan oleh alat dan kandang yang kotor. Kotoran tersebut terkadang
mengandung tungau sarcoptes scabei. Ternak sapi yang sehat biasanya
tertular jika sudah terjadi kontak langsung dengan sapi yang terkena skabies.
Biasanya sapi yang terserang skabies terkesan seperti ternak yang gatal -
gatal.
-
Ciri dan Gejala Umum Penyakit Scabies pada sapi adalah :
- Sapi sering menggigit bagian tubuhnya
- Terkadang menggosok - gosokkan badannya pada kandang (seperti menggaruk - garuk)
- Bulu rontok dan nanah mulau muncul pada bagian tubuh
- Karena ini adalah penyakit kulit sapi, akan timbul kerak berwarna abu - abu pada bagian tubuh sapi dan kulit terkesan kaku
-
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Skabies pada sapi :
- Kandang usahakan berjauhan dengan rumah tinggal
- Aliran udara dan sanitasi kandang usahakan bagus
- Usahakan kandang sapi kering dan selalu bersih
- Hewan yang terdiagnosa skabies harus dipisahkan dan dikarantina
- Pengobatan yang aman biasanya dengan pemberian minyak kelapa dicampur dengan kapur barus kemudian gosokkan pada kulit yang terkena.
- Serbuk belerang, dicampur dengan kunyit dan minyak kelapa yang sudah dipanaskan, gosokkan pada kulit sapi. Bisa juga digosok dengan air tembakau.
- Sapi yang mati setelah terkena skabies tetap dapat dikonsumsi, hanya saja buang bagian yang terkena tungau. Sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter hewan.
PENYAKIT CACINGAN (HELMINTHIASIS)
Penyakit cacingan merupakan penyakit yang paling
sering menyerang ternak sapi yang dipelihara secara tradisional dan tergolong
penyakit yang mudah ditangani tergantung dengan banyak/sedikit-nya cacing dalam
tubuh, jenis cacing yang menyerang (cacing hati, cacing pita, cacing
gilig/nematoda)dan penanganan. Jenis cacing yang menyerang sapi sebenarnya
sangat banyak jenisnya. Namun yang paling sering menyerang adalah jenis cacing
hati dan cacing pita, biasanya disebabkan oleh kondisi pakan yang tidak bersih
/ mengandung larva cacing. Biasanya pada rumput hijauan. Proses pengobatan
biasanya dilakukan dengan melumpuhkan cacing sehingga cacing yang mati tersebut
akan ikut keluar melalui kotoran sapi.
-
Ciri dan Gejala Umum Penyakit Cacingan pada sapi adalah:
- Sapi tidak nafsu makan
- Sapi terlihat kurus dari hari ke hari
- Susah buang air besar / tidak teratur
- Diare berkepanjangan dan mencret
- Gerakan melemah dan mata sayu
- Nafas terengah – engah
- Hidung dan mulut mulai kering
-
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Cacingan pada sapi:
- Usahakan kandang tidak sering lembab
- Jangan terlalu sering menggembalakan sapi karena kita tidak bisa mengontrol kebersihan rumput yang dikonsumsi oleh sapi
- Sisa pakan di kandang jangan dibiarkan terlalu lama, segera buang atau olah menjadi pupuk tanaman
- Berikan obat cacing secara rutin dan berkala (biasanya dua bulan sekali)
- Obat yang biasanya digunakan oleh dokter hewan adalah dalam jenis benzimidazol, Imidathiazol dan Avermectin (konsultasi dengan dokter hewan sebelum menggunakan)
- Pengobatan tradisional dengan pemberian daun / buah nanas. Terutama untuk melumpuhkan cacing nematoda. Untuk cacing lainnya, bisa diberikan bawang putih karena sangat efektif dan tidak terdapat efek samping.
PENYAKIT NGOROK (SEPTICHAEMA EPIZOOTICA)
Penyakit ngorok adalah penyakit yang
menyerang saluran pernapasan sapi yang berusia muda (umur 6-24 bulan). Penyakit
ini disebabkan oleh bakteri PastureIla multocida. Bakteri ini biasanya
menyerang sapi yang baru mengalami perjalanan jauh. Penularan penyakit terjadi
melalui makanan dan minuman yang tercemar bakteri.
-
Ciri dan Gejala umum Penyakit Ngorok pada sapi adalah sebagai berikut:
- Membengkaknya kulit kepala dan selaput lendir lidah disertai warna merah dan kebiruan
- Membengkaknya leher, anus, dan vulva; paru-paru meradang
- Selaput lendir usus dan perut masam serta berwarna merah tua
- Sapi mengalami demam dan sulit bernapas sehingga terdengar mengorok.
- Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam waktu antara 12-36 jam.
-
Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Ngorok pada sapi:
- Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan memberikan vaksinasi anti-SE, setiap 6 bulan sekali.
- Pengobatannya dapat dilakukan dengan memberikan antibiotika atau sulfa.
PENYAKIT DIARE
Diare merupakan sebuah kata umum yang digunakan untuk menggambarkan keadaan
sapi yang mengalami sakit mencret. Diare pada ternak khususnya sapi bukan
merupakan sebuah penyakit, tapi lebih merupakan tanda atau gejala klinis dari
sebuah penyakit yang lebih komplek yang bisa disebabkan oleh berbagai hal. Pada
dasarnya diare adalah sebuah gejala klinis yang menunjukkan adanya perubahan
fisiologis atau patologis di dalam tubuh terutama saluran pencernaan. Penyebab
penyakit diare pada sapi adalah perubahan fisiologis misalnya perubahan
lingkungan ternak, meliputi perubahan pakan, perpindahan ternak, perubahan
cuaca, dan pergantian pemeliharaan.
Komentar
Posting Komentar